Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Lansia Membuat Batu Nisannya Sendiri...

Kompas.com - 15/08/2016, 19:09 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Bagaimana perasaan kita jika membuat batu nisan sendiri untuk dipakai oleh sahabat, temannya sendiri atau bahkan suatu saat dipakai untuk dirinya sendiri ketika meninggal dunia? Sulit digambarkan bukan?

Begitulah kira-kira yang dirasakan Muhadi (69) dan Yulius Krisnadi (70) warga binaan Unit Rehabilitasi Sosial (URS) Wening Wardoyo Ungaran, Kabupaten Semarang saat pertama kali dilatih membuat kerajinan batu nisan, sekitar lima tahun silam. Sebanyak 100 warga binaan panti jompo Warga binaan panti jompo di bawah Dinas Sosial Provinsi Jawa ini, 30 diantaranya dalam kondisi imobilitas.

"Perasan saya tidak ada apa-apa, cuma ... wah saya buat nisan kok koyone ngalub koncone dewe (seperti mengharapkan musibah teman saja)," kata Muhadi, saat dijumpai Senin (15/8/2016) siang.

Ngalub, dalam bahasa Jawa artinya mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi, baik untuk dirinya sendiri atau orang lain. Biasanya kata ngalub dikaitkan dengan kematian atau musibah. Maklum saja, batu nisan yang dibuat oleh Muhadi dan kawan-kawannya ini tidak diperjualbelikan, tetapi untuk para penghubi URS Wening Wardoyo Ungaran.

"Ini tidak dijual, tapi buat sendiri. Kalau ada yang meninggal, kita ambilkan disini, istilahnya kita sudah punya persediaan," ungkap Muhadi.

Tak terhitung sudah berapa puluh pasang batu nisan yang sudah dibuat oleh Muhadi dan kawan-kawannya selama lima tahun ini. Namun sudah banyak batu nisan yang dibuatnya sudah terpasang dipemakaman khsus lansia di dusun Kajangan, desa Kalongan, Ungaran Timur.

"Kira-kira ya sudah ada 20an orang lebih, ini saja masih sedikit, dulu banyak. Kalau ada yang meninggal baru saya kasih nama," timpal Yulius.

Muhadi adalah warga asal Mranggen Demak, sedangkan Yulius asal Ambon. Muhadi sudah delapan tahun menghuni panti jompo ini bersama istrinya, sedangkan Yulius Krisnadi baru sekitar lima tahun semenjak istrinya meninggal dunia.

Muhadi mengaku sangat senang berada di panti jompo ini. Selain semua kebutuhan hidupnya dijamin oleh negara, dia juga merasa mempunyai keluarga baru. Baik pengasuh maupun sesama warga binaan panti jompo mempunyai mempunyai hubungan yang akrab.

Oleh karena itu, kendati dirinya mempunyai kegiatan membuat kerajinan batu nisan. Dirinya selalu berdoa agar semua kawan-kawannya diberikan kesehatan dan panjang umur.

"Disini senang, banyak temannya untuk komunikasi, kumpul-kumpul. Ya kita doakan semua panjang umur, doanya yang baik-baik," imbuh Muhadi.

Pekerja sosial di panti jompo URS Wening Wardoyo, Djoko Sarwono mengatakan, kegiatan membuat kerajinan batu nisan merupakan salah satu kesibukan warga binaan yang ada di URS Werning Wardoyo.

Para lansia dilatih keterampilan berdasarkan bakat dan minatnya, seperti merajut dan membuat taman. Kegiatan ini dilakukan setiap hari kamis, selama dua jam saja untuk mengisi kesibukan.

"Susah-susah gampang awalnya. Kita ajak yang punya bakat, yang punya potensi untuk memanfaatkan waktu luangnya. Sekarang ada sekitar 5 sampai 7 orang yang bikin kerajinan batu nisan ini," kata Djoko. .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com