Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP: Razia Kondom di Indomaret Digelar karena Laporan Warga

Kompas.com - 04/08/2016, 08:14 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com — Personel dari Satuan Polisi Pamong Praja Wilayatul Hisbah dan Perlindungan Masyarakat (Satpol PP WH dan Linmas) merazia tiga toko Indomaret di sekitar Kota Takengon, Aceh Tengah, Aceh, Rabu (3/8/2016).

Dalam razia tersebut, petugas mengamankan puluhan paket alat kontrasepsi atau kondom dan sejumlah perlengkapan untuk keperluan seksual di salah satu toko Indomaret di Jalan Sengeda, Takengon.

Menurut Kepala Satpol PP dan Wilayatul Hisbah atau polisi syariah, Syahrial Afri, razia dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat bahwa barang ini dijual bebas di Indomaret.

"Informasi dari masyarakat bahwa barang itu dijual secara bebas. Setelah itu, kami bentuk tim untuk menindaklanjutinya. Maka, kami libatkan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KP2TSP) dan dinas kesehatan di daerah ini," ucap dia, Rabu.

"Nah, setelah itu, kami turun ke lapangan dan ternyata benar ada alat kontrasepsi dijual di situ. Sekarang kami akan padukan laporan masyarakat yang komplain terhadap penjualan benda itu dengan aturan yang dikeluarkan. Kami beranggapan, kalau masyarakat merasa resah atau kurang nyaman terhadap itu, kewajiban kami mencari tahu dan menyelesaikan persoalan," kata dia.

Dia juga mengakui bahwa pihaknya memang menyita sejumlah barang bukti berupa alat kontrasepsi dan perlengkapan yang biasa digunakan oleh suami istri. Sementara itu, mengenai aturan yang baku, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait, Kamis (4/8/2016).

"Kami telah laporkan kepada atasan dan ini akan kami rapatkan nanti. Rencananya, besok kami rapatkan untuk mencari solusi, sementara ada pendapat yang membolehkan penjualan itu saya kira boleh-boleh saja," kata dia.

Meski demikian, lanjut Syahrial, penjualan alat kontrasepsi lebih baik dijual untuk kalangan tertentu saja, tidak dijual bebas.

"Tadi ada pengakuan, ada remaja yang membeli ini. Nah, ini yang tidak kami inginkan. Di samping kami di Aceh sebagai daerah Serambi Mekkah dan kami terus mencegah dengan melakukan operasi agar tidak terjadi pelanggaran syariat Islam, tetapi di lain pihak kami membenarkan adanya beberapa alat-alat yang digunakan untuk mengarah ke arah pelanggaran. Toh kalau remaja-remaja membeli itu untuk apa kalau tidak untuk disalahgunakan," katanya.

Meskipun belum ada ketentuan tegas mengenai ketentuan hukum terkait peredaran alat kontrasepsi dan sejenisnya yang dijual di Aceh Tengah secara bebas, menurut Syahrial, ini berefek negatif.

"Sepengetahuan kami, kami sudah berkonsultasi dengan dinas kesehatan di daerah dan provinsi, mereka ada mengeluarkan suatu rekomendasi izin usaha yang boleh, seperti apotek dan depot bisa menjualnya. Kalau terus bebas dijual nanti dijual di kaki lima juga boleh. Ini yang harusnya kami waspadai," katanya.

Satpol PP WH dan Linmas Aceh Tengah akan berkoordinasi dengan dinas lebih lanjut dengan sejumlah dinas, di antaranya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KP2TSP), Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Dinas Kesehatan untuk mencari solusi terkait hasil razia tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Syahrial berang saat menemukan alat kontrasepsi dijual bebas di salah satu toko Indomaret di sekitar Jalan Sengeda, Takengon, Rabu. Dalam razia, Syahrial mempertanyakan keberadaan kepala toko kepada karyawan yang sedang bertugas.

Tidak lama kemudian, kepala toko yang dimaksud datang dan langsung dimarahi.

(Baca juga: Kepala Polisi Syariah Marahi Pegawai Indomaret karena Menjual Kondom)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com