Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hasil Analisis BMKG tentang 6 Gempa Seharian pada 21 Juni 2016

Kompas.com - 22/06/2016, 15:40 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Balai Besar Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BBMKG) mencatat enam kali guncangan gempa bumi di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, pada Selasa (21/6/2016) kemarin.

Kepala Stasiun BMKG Kelas III Gunungsitoli, Gandamana Matondang, Rabu (22/6/2016), mengatakan, gempa bumi pertama terjadi pukul 09.42.03 WIB dengan magnitudo 5,1. Lokasinya di 0 derajat 91 menit Lintang Utara dan 97 derajat 29 menit Bujur Timur atau jarak 24 kilometer barat daya Kabupaten Nias Barat dengan kedalaman 24 kilometer.

Setelah itu gempa kembali terjadi hingga menjelang tengah malam kemarin.

(Baca Serangkaian Gempa Guncang Perairan Barat Sumatera)

Matondang mengatakan, peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan seluruh daerah Nias berwarna hijau (II SIG). Artinya, gempabumi ini dirasakan oleh orang banyak, tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Adapun benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar.

Peta ini telah dikonfirmasi kepada setiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sesuai dengan efek gempa bumi yang didasarkan pada informasi masyarakat.

Hasilnya, efek gempa skala III-IV MMI (II SIG BMKG) dirasakan di Nias Barat dan Nias Utara dan II-III MMI (II SIG-BMKG) di Gunungsitoli.

Data accelerogram di stasiun geofisika Gunungsitoli juga mencatat guncangan gempa bumi pada skala II SIG BMKG.

"Dipastikan saat terjadi gempa banyak warga di sejumlah tempat kaget malah sempat berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri, tetapi belum ada laporan adanya kerusakan bangunan akibat gempa bumi," kata Matondang melalui pesan singkat.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di bidang kontak kedua lempeng tersebut.

Perhitungan hiposenter berada di kedalaman 24 kilometer, maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi dangkal. Maka itu, wajar bila guncangan gempa dirasakan di hampir seluruh Nias.

"Pola dari analisis kami, gempa yang terjadi tersebut akibat mekanisme sesar naik dan mekanisme sesar turun. Patut disyukuri bahwa meskipun gempa bumi pukul 09.42.43 WIB terjadi pada zona subduksi, akan tetapi karena kekuatan gempa bumi relatif kecil 5,1 SR dan deformasi batuan terjadi pada kedalaman 24 kilometer, maka tidak berpotensi menimbulkan tsunami," kata Matondang.

Ia mengatakan, menyebut hingga selesai analisis dilakukan, belum didapati adanya aktivitas susulan dari gempa.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing informasi yang tidak benar karena gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com