Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lebaran, Elpiji 3 Kg di Nunukan Mendadak Langka

Kompas.com - 16/06/2016, 05:06 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi 3 kilogram yang diperuntukkan bagi warga tak mampu.

Tukiyo, warga Jalan Imam Bonjol yang menggotong 2 tabung elpiji miliknya pulang dengan tangan hampa karena tidak dilayani oleh pengecer. Padahal sang pengecer baru saja menadapatkan pasokan gas, namun tidak boleh dibeli dengan alasan Tukiyo tidak menitip tabng elpiji yang kosong.

Tukiyo bahkan mengaku berkeliling ke beberapa pengecer yang baru saja menerima pasokan elpiji, namun pengecer kerap mengatakan gas sudah habis.

“Saya ihat sendiri diturunkan dari truk, tapi pengecer bilang sudah habis,” ujarnya, Rabu (15/6/2016).

Warga Nunukan lainnya, Mita mengaku juga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram, padahal para pengecer baru saja mendapatkan pasokan dari pangkalan. Dia mengaku elpiji di tingkat pengecer telah dipesan pemilik warung.

“Kebanyakan sudah di-booking pemilik warung," ujarnya singkat.

Sinar, warga Jalan Bahari yang memanfaatkan bulan Ramdhan dengan berjualan takjil, mengaku terpaksa membeli elpiji dari Malaysia karena sulitnya mendapatkan gas bersubsidi 3 kilogram.

Meski gas dari Malaysia diakui lebih mahal, namun ia tidak punya pilihan lain karena sulitnya mendapatkan elpiji dari Indonesia.

“Kalau elpiji Malaysia isi 14 kilogram harganya 230.000 rupiah. Memang mahal tapi mau bagaimana, elpiji Indonesia susah nyarinya, padahal ada,” ujarnya.

Sementara itu, Samsidi, pemilik agen tabung gas bersubsidi Karya Lim Jasa Utama di Jalan Angkasa, Kabupaten Nunukan, mengatakan, harga elpiji bersubsidi 3 kilogram di Nunukan sesuai aturan berkisa antara Rp 16.500 hingga Rp 17.000.

Dia mengaku akan menghentikan pasokan kepada pengecer yang menjual elpiji bersubsidi 3 kilogram di atas harga yang ditentukan. Namun kenyataan di pasaran, warga Nunukan mendapat harga elpiji bersubsidi dari pengecer hingga Rp 25.000.

“Kalau dia melebihi 16.500 sanksinya kita cabut. Kita diminta pemda harganya segitu. Selama ini saya kontrol sendiri. Sampai sekarang belum ada laporan dari warga,” ujar Samsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com