Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Tumpul pada Leher Diduga Penyebab Kematian Gadis Sukabumi

Kompas.com - 12/06/2016, 15:44 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Penyebab meninggalnya gadis Sukabumi, AS (19) yang tewas di warung neneknya, diduga kuat akibat tindakan kekerasan tumpul pada bagian leher. Hasil temuan otopsi di sekitar leher terdapat resapan darah.(baca: Perempuan Muda Ditemukan Tewas Tanpa Pakaian Lengkap di Warung )

"Kemungkinan penyebab kematiannya akibat kekerasan tumpul pada leher," ungkap dokter forensik, Nurul Aida Fathya kepada wartawan usai otopsi di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (12/6/2016).

Namun, lanjut Nurul, untuk perkara dugaan adanya tindakan persetubuhan atau pemerkosaan masih harus menunggu hasil laboratorium. Pihaknya sudah mengirim sampel ke laboratorium forensik di Mabes Polri Jakarta.

"Hasilnya baru hari Senin," ujar Nurul yang juga dari Tim Kedokteran Polisi (Dokpol) Polda Jawa Barat.

Dia menuturkan, pihaknya menerima jenazah pada Sabtu sore. Saat pemeriksaan luar ditemukan luka lecet dan memar pada bagian muka. Tidak ada luka terbuka. Otopsi dilakukan sekitar tiga jam.

"Perkiraan meninggalnya, dilihat dari kaku dan lebam mayat antara 12 hingga 24 jam sebelum saya periksa," ucapnya.

Jasad almarhumah AS (19) setelah selesai otopsi langsung dibawa pihak keluarga ke rumah duka di Dusun 07 RT 07 RW 25 Desa Pelindung Jaya, Kecamatan Gunung Pelindung Kabupaten Lampung Timur.

Sementara perkara dugaan pembunuhan dan pemerkosaan perempuan muda ini masih dalam proses penyidikan dan penyelidikan Satuan Reskrim Polres Sukabumi Kota. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com