Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Ujian Calon Pendamping Desa di Medan, Pelamar Asal Nias Protes

Kompas.com - 28/05/2016, 12:13 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Ratusan calon tenaga pendamping profesional Kementerian Desa RI asal Kepulauan Nias, Sumatera Utara, merasa kecewa karena pengumuman jadwal ujian tulis yang dikeluarkan oleh panitia seleksi terburu-buru dan lokasi ujian yang sangat jauh, yakni di Kota Medan.

"Kemarin pansel (panitia seleksi) pendamping tenaga profesional memberikan pengumuman melalui e-mail saya untuk mengikuti ujian tulis di kampus USU, Medan, Sumatera Utara, pada hari Sabtu (28/5/2016) pukul 09.00 WIB. Tapi saya tidak bisa ke sana karena seluruh tiket pesawat habis," ucap Budi Gea, salah seorang pelamar calon pendamping lokal desa di Kota Gunungsitoli, Sabtu (28/5/2016).

Budi berharap agar pansel di Sumatera Utara mengambil kebijakan agar menjadwalkan ulang pelaksanaan ujian tulis di salah satu tempat di wilayah Kepulauan Nias.

"Kalau bisa, panitia menjadwalkan ulang pelaksanaan ujian tulis, khusus pelamar dari Kepulauan Nias. Presiden Jokowi kan sudah membuka lapangan kerja melalui Kemendesa ini, tapi kenapa mesti dipersulit?" ucapnya.

Pelamar lain, Yanuari Gea, juga menilai pansel pendamping tenaga profesional Sumatera Utara diduga mempunyai kepentingan tersendiri agar para calon pelamar yang akan ditugaskan di Kepulauan Nias berasal dari Medan saja.

"Tempat ujiannya kan di Medan, kemungkinan pansel ini disogok oleh calon pendamping dari Medan, biar nanti lolos dan bekerja di Kepulauan Nias," tuding Yanuari di Gunungsitoli, Sabtu (28/5/2016).

Pelamar lainnya dari Nias Utara, Erwin Hulu, merasa apabila mengikuti ujian tulis di Medan, ia akan mengeluarkan uang yang tidak sedikit.

"Saya kan dari Alasa, apabila ke Medan, saya harus mempersiapkan uang paling tidak Rp 5 juta untuk tiket dan keperluan lain saya," ujarnya.

Di tempat berbeda, pelamar lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Irmansyah Halawa menuding panitia sengaja mengirimkan informasi melalui e-mail sedikit terlambat agar kami yang dari Kepulauan Nias tidak dapat mengikuti ujian.

“Saya baru dapat e-mail Jumat siang kemarin, dari mana dapat tiket pesawat sudah full semua. Lewat laut berangkat malam, sampai Medan sudah malam,” kata Irmansyah di Gunungsitoli, Sabtu.

Seharusnya, kata Irmansyah, panitia bisa mengirimkan informasi mengikuti ujian tersebut tiga atau dua hari sebelumnya. Jangan seperti ini, terkesan dadakan, dan pelamar dari Kepulauan Nias dirugikan. Harusnya ujian itu dilakukan di desa, bukan di kota Medan.

Sebagian besar pelamar dari Kepulauan Nias mengeluhkan kebijakan panitia tersebut. Dari informasi yang didapatkan, hanya sedikit pelamar dari Kepulauan Nias yang berangkat ke Medan untuk mengikuti ujian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com