Usai Keributan, Warga Binaan Lapas Kerobokan Sampaikan Empat Tuntutan

BADUNG, KOMPAS.com - Pasca-keributan di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Badung, Bali, Kamis (21/4/2016) malam, hari ini pejabat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali menggelar pertemuan di dalam lapas dengan mengundang 13 kepala blok lapas.

"Hasil dari rapat yang dilakukan bersama di dalam tadi, ada empat tuntutan dari warga binaan," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kememkumham Provinsi Bali Nyoman Putra Surya Admaja, Jumat (22/4/2016) di Badung.

Para warga binaan menuntut komitmen tentang tidak boleh menerima tahanan yang terkait bentrok antarormas pada 17 Desember 2015.

(Baca Tersangka Bentrok Antarormas Dibawa ke Lapas Kerobokan, Situasi Ricuh)

Mereka juga menuntut penurunan harga barang yang dijual di koperasi Lapas Kerobokan seperti sebelum dikelola oleh swasta atau pihak ketiga.

Penghuni lapas juga meminta agar tidak ada sumbangan-sumbangan yang memberatkan warga binaan.

Warga binaan atau petugas dilarang meminta sumbangan dalam bentuk apapun, jika ketahuan akan ditindak tegas.

Tuntutan terakhir, warga binaan tidak ingin ada penggeledahan yang melibatkan polisi.

Terkait tuntutan terakhir ini, dijelaskan bahwa polisi adalah mitra lapas yang saling bekerja sama dalam melakukan tugas keamanan.

Seusai pertemuan, warga binaan kembali melakukan aktivitasnya. Mereka juga memperbaiki sendiri pintu dan jendela yang mereka rusak semalam.