Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Semen Indonesia: Tanah yang Kami Tambang Boleh Digunakan Warga

Kompas.com - 15/04/2016, 14:16 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – PT Semen Indonesia Persero Tbk menilai aksi protes para petani perempuan dari kawasan Gunung Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, beberapa saat lalu telah melenceng dari persoalan utama.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agus Wiharto mengatakan, protes dari sembilan warga perempuan telah bergeser, dan tidak lagi pada persoalan pokoknya.

Problem utama yang dipermasalahkan adalah analisis dampak lingkungan terkait penambangan pabrik semen.

(Baca Senandung Pilu "Kartini Kendeng" Menolak Pabrik Semen)

"Tanah warga enggak ada yang diambil. Tanah yang kami tambang itu boleh digunakan warga untuk bercocok tanam. (Unjuk rasa) itu isunya bergeser, sudah tidak ada," kata Agung saat dihubungi dari Semarang, Jumat (15/4/2016).

Menurut Agus, PT Semen Indonesia selaku badan usaha milik negara terus mengajak partisipasi warga dalam proses pembangunan. Kehadiran pabrik semen itu bertujuan meningkatkan perekonomian daerah dari efek kegiatan bisnis yang dilakukan.

Imbas dari kehadiran pabrik semen, kata dia, akan menguntungkan warga sekitar lantaran warga bisa memanfaatkan dengan membuka usaha.

Selain itu, warga juga diberi jaminan tidak mengalami kelangkaan air. Lahan bekas tambang bisa digunakan sebagai lahan pertanian.

"Sebenarnya kehadiran kami banyak dimanfaatkan oleh warga, misalnya untuk berdagang. Kami sebagai BUMN hadir tentunya agar daerah bisa maju, warga juga bisa memanfaatkannya. Kalau memang lahannya tidak boleh dibeli sama kita, ya tidak apa-apa," kata dia.

Ia mengatakan bahwa perusahaan memastikan operasionalisasi tambang nantinya akan aman dan tidak mengganggu sumber mata air warga sekitar.

Saat ini PT Semen Indonesia tengah membangun pabrik dengan kapasitas produksi sebanyak 3 juta ton per tahun. Pabrik didirikan di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.

Kompas TV Warga dan Pabrik hanya Berjarak 4 Km
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com