Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Daeng Bollo, Korban Reklamasi Pantai Losari yang Kini Hidup Telantar

Kompas.com - 14/04/2016, 12:53 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Keluarga nelayan Makassar yang mendiami dan mengelolah tanah muncul di pesisir Pantai Losari kini telah digusur karena proyek reklamasi yang disetujui oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel ke pihak pengembang, Ciputra Grup.

Kini, keluarga nelayan yang sebelumnya tinggal sejak 40 tahun di pesisir Pantai Losari telantar di emperan gedung serbaguna milik Pemprov Sulsel, Celebes Convention Center (CCC) di Jalan Metro Tanjung Bunga.

Mereka juga akan digusur lagi untuk kedua kalinya, karena gedung CCC sudah mau dirobohkan akibat pembangunan hotel milik Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo bernama hotel Grand Rindra.

"Saya tinggal di tanah muncul di bagian luar Pantai Losari yang sudah direklamasi untuk dibangun kota baru sejak tahun 1976. Di situ saya tinggal bersama suami dan tujuh orang anakku. Dulunya itu cuma tanah muncul yang ukurannya dua rumah panggung. Tapi lama kelamaan, sekarang sudah ditimbun sampai daratannya meluas," kata Daeng Bollo ketika ditemui Kompas.com di emperan gedung CCC, Kamis (14/4/2016).

Ia mengaku digusur dan rumahnya telah dibakar oleh oknum TNI. Hanya, sebagian barang-barangnya yang bisa diselamatkan. Kini dia dan keluarganya telantar dan menumpang di emperan gedung.

"Ternyata Pemprov Sulsel sudah jual itu tanah ke pengusaha, makanya saya digusur begitu saja. Bahkan rumahku dibakar anggota Koramil namanya Tunru. Jelas-jelas saya dapati dia bakar rumahku, tapi masih menyangkal," ungkap Daeng Bollo.

Selama puluhan tahun tinggal di tanah muncul itu, tambah Daeng Bollo, dia juga yang menjaga menara milik Telkom. Selama itu pula, ia bertaruh hidup yang jauh dari keramaian orang dan mencari nafkah dengan bekerja sebagai nelayan ikan dan pencari kepiting serts kerang.

"Waktu saya melawan saat mau digusur, Satpol PP datang mau membawa saya ke Panti Sosial Mattirodeceng. Saya ini bukan pelacur atau gelandangan, kenapa saya mau dibawa ke tempat begituan. Tapi saya bersikeras melawan dan niatanya batal. Jadi saya disuruh mi tinggal di sini, di emperan gedung CCC dan sekarang suami dan anak-anakku jualan minuman di Pantai Losari. Pekerjaan dulu sebagai nelayan sudah ditinggalkan, karena sudah tidak ada lahan," akunya.

Kasus penyerobotan dan perbuatan tidak manusiawi yang dilakukan Pemprov Sulsel itu telah dilaporkan Daeng Bollo ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.

"Surat-surat sporadikku semua sudah ada di LBH Makassar. Saya minta perlindungan ke LBH. Kita ini orang kecil, kasihan tidak bisa ki berbuat apa-apa, makanya minta bantuan sama orang lain untuk lawan pemerintah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com