Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menderita Invaginasi, Bocah Ini Hidup dengan Saluran Anus di Perutnya

Kompas.com - 01/04/2016, 06:48 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Layaknya anak kecil yang hidup normal, Rajaswa Elang Priyangga, nampak riang bermain di halaman rumahnya. Ditemani oleh ibunya, Nurhayati Amaliya, keduanya bermain bola sepak. Sesekali Rajaswa terlihat memegangi bagian perutnya, kemudian kembali bermain.

Sang ayah, Sugiarto, sedikit demi sedikit menyeruput kopi hangat. Ia hanya duduk di teras rumah sambil tersenyum memperhatikan kedua orang yang dicintainya itu.

Elang, begitulah sapaan akrab anak ini. Bocah yang baru berusia tiga tahun ini, mendapat vonis dari dokter menderita invaginasi (intususepsi) di usianya yang saat itu masih enam bulan.

Kala itu, dokter memvonisnya sudah parah. Penanganan medis dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Elang. Dokter melakukan operasi pertama dengan membuka ususnya yang terlilit. Namun, itu belum bisa menyembuhkannya. Selang empat hari melewati masa kritis, ternyata ada bagian ususnya yang bocor sehingga dokter menyarankan untuk melakukan operasi lanjutan.

"Operasi pertama berhasil. Dokter terus cek dengan memasukkan cairan makanan. Ternyata ususnya bocor. Dokter bilang harus ada operasi kedua dengan membuat saluran pembuangan lewat perut," ucap Sugiarto, ketika ditemui di rumahnya di Pajeleran Gunung, Sukahati, Kabupaten Bogor, Kamis (31/3/2016).

Sampai sekarang, Elang pun harus membuang kotoran (feses) lewat saluran anus yang dibuat sementara di bagian perutnya (kolostomi).

Awalnya, orang tua Elang tidak menyadari jika anaknya terkena invaginasi. Sampai ketika bocah malang ini mengalami kembung di bagian perut dan dari anusnya keluar cairan bercampur darah menyerupai jelly.

Elang kemudian langsung dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit tersebut, Elang didiagnosis mengalami infeksi pencernaan.

"Dokter bilang enggak apa-apa, efek sampingnya emang perut kembung kalau infeksi pencernaan. Kasih aja minyak kayu putih," cerita Sugiarto.

"Tapi setelah sampai rumah, kondisi anak saya makin drop. Saya langsung bawa lagi ke rumah sakit yang lain," tambahnya.

Di rumah sakit kedua inilah, Elang kemudian divonis menderita invaginasi. Ia kemudian dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Bogor, sampai pada akhirnya Elang mendapat penanganan dari pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

"Dua kali anak saya menjalani operasi. Operasi pertama lipatan ususnya dibuka. Karena ususnya sudah bocor, operasi kedua dilakukan. Dokter disana langsung mengoperasi Elang dengan membuat saluran pembuangan kotoran sementara di perut karena khawatir akan menjalar ke jantung dan organ yang lainnya," tutur Sugiarto.

"Saya enggak punya biaya untuk operasi. Untungnya ada kartu Jamkesda, jadi seluruh biaya gratis," katanya.

Selama 22 hari Elang menjalani rawat inap paska operasi. Selama itu pula, Sugiarto dan istri berada di rumah sakit untuk menemani buah tercintanya.

"Saya sama istri sampai tidur di parkiran karena nggak kebagian tempat," kisah dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com