Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Camat, Lurah, dan Kuwu, Waspadalah

Kompas.com - 18/03/2016, 16:11 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Luhut Binsar Panjaitan meminta seluruh kepala desa (kuwu), lurah, camat, polisi, TNI, dan pemerintahan untuk mewaspadai narkoba. Pasalnya, bahaya narkoba saat ini terus mengintai.

“Waspada, tidak ada pangkat, jabatan, agama (dalam narkoba). Lurah, Camat, Kuwu, tolong lihat anak-anak kita, cucu-cucu kita, waspadalah,” ujar Luhut di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Jumat (18/3/2016).

Luhut menjelaskan, narkoba merupakan masalah besar. Tahun lalu, sebanyak 5,9 juta orang mengkonsumsi narkoba, dan 30-50 orang meninggal karena narkoba setiap harinya.

“Rehabilitasi tidak selesaikan masalah,” ucapnya.

Luhut menceritakan, saat dirinya bertugas di Singapura, ia datang ke pusat rehabilitasi di sana. Menurut ahli di pusat rehabilitasi di sana, korban narkoba sulit disembuhkan jika sudah ada pada titik tertentu. Ini disebabkan kerusakan otak.

Seperti yang dialami oleh teman salah satu stafnya, Edo. Edo merupakan salah satu lulusan terbaik dan mahasiswa teladan Universitas Oxford. Ia memiliki seorang teman yang sama pintarnya. Hingga suatu hari, temannya tersebut ketagihan narkoba.

“Karena sudah tinggi narkobanya, hilang kesadarannya. Temannya sudah tidak kenal Edo,” imbuhnya.

Cerita ini memperlihatkan bahayanya narkoba. Apalagi saat ini narkoba bisa ada dalam bentuk apapun. Seperti tiga pekan lalu saat dirinya berkunjung ke Jember. Ada salah satu tokoh yang ditawari vitamin. Begitu diminum, dia tidak tidur sampai pagi.

“Narkoba tidak punya Tuhan. Tuhannya hanya uang. Siapa punya uang dia dapat. Seperti di Nusakambangan, Kalapas sampai bawah kena karena memiliki uang. Perputaran (uang narkoba) Rp 66 triliun per tahun, siapa yang tidak mau,” ucapnya.

Pada tahun 2015, jumlah kasus narkoba mencapai 40.253 atau naik 13,49 persen dari tahun sebelumnya, 35.469. Peningkatan ini tertinggi sejak lima tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com