Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Toko Digusur, Bandara Sam Ratulangi Lebih Luas

Kompas.com - 15/03/2016, 20:15 WIB
Madina Nusrat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Selatan, kini memiliki ruang yang lebih luas sejak 13 toko dikeluarkan dari dalam area bandara.

Dengan area lebih luas penumpang pesawat pun memiliki ruang gerak yang lebih leluasa. Sebagai layanan penunjang disediakan kereta bayi bagi penumpang yang membawa bayi dan balita.

General Manager Angkasa Pura 1 Bandara Sam Ratulangi, Halendra Waworuntu, Selasa (15/3/2016), mengatakan, pengurangan jumlah toko di dalam bandara itu adalah implementasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 129 Tahun 2015 tentang ruang terminal yang terbagi atas 70 persen area publik dan 30 persen area komersial.

Konsekuensi implementasi itu adalah menghentikan kontrak 13 toko di dalam bandara.

"Kini area bandara kami optimalkan agar menjadi ruang yang nyaman bagi penumpang," jelasnya.

Halendra mengakui dengan dikeluarkannya 13 toko itu memang mengurangi pendapatan bandara. Namun diharapkan bandara menjadi lebih nyaman dan lebih banyak penumpang yang datang.

Manajer Operasi Bandara Sam Ratulangi, Sugito mengatakan, untuk meningkatkan pendapatan maka perolehan pajak bandara dari penumpang akan dioptimalkan.

Pihaknya pun telah mengajukan kenaikan pajak bandara untuk penumpang domestik maupun internasional.

Untuk saat ini penumpang domestik masih dikenakan pajak Rp 40.000, sementara penumpang internasional dikenakan pajak Rp 100.000.

"Kami telah usulkan permohonan kenaikan pajak ke Menteri Perhubungan, sekarang tinggal menunggu keputusan menteri," jelasnya.

Dalam satu hari Bandara Sam Ratulangi melayani hampir 6.000 penumpang untuk kedatangan maupun keberangkatan. Rute domestik, umumnya tujuan Jakarta, Makasar, dan Ternate. Sementara rute internasional baru melayani tujuan Singapore dengan maskapai Silk Air untuk tiga kali perjalanan selama seminggu.

Hanya kini menurut Halendra, pekerjaan terbesar adalah memberikan edukasi dan sosialisasi terus-menerus kepada penumpang untuk mengikuti peraturan pemeriksaan dan jadwal pendaftaran tiket dengan tertib.

"Sampai sekarang masih banyak penumpang yang tiba bukan lagi di menit terakhir, namun sampai pada panggilan terakhir," katanya.

Bahkan Halendra mengaku dia sampai dipanggil DPRD Sulawesi Utara karena bandara menerapkan pemeriksaan ketat, yakni setiap penumpang harus melepaskan gesper, jam tangan, hingga sepatu yang memiliki komponen besi.

"Karena penerapan pengawasan yang ketat, saya harus memberikan penjelasan kepada DPRD," katanya.

Namun Halendra mengaku, pihaknya akan terus promosikan bandara yang aman hingga warga Sulawesi Utara dapat mengikuti aturan bandara. Sebab potensi mobilitas warga Sulawesi Utara juga tinggi.

"kami masih butuh waktu agar dapat membuat warga memahami," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com