Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dian Sasmita, Ibu bagi Anak-anak di Penjara

Kompas.com - 08/03/2016, 08:49 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Memperingati Hari Perempuan Internasional setiap tanggal 8 Maret, redaksi Kompas.com menayangkan beberapa artikel yang mengangkat kisah-kisah insipiratif perempuan dari berbagai wilayah Indonesia.

Bagi Dian Sasmita, seorang ibu rumah tangga asal Solo, senyum anak-anak di penjara menjadi magnet tersendiri bagi dia untuk berbagi kepedulian dan perhatian.

Bagi Dian, apapun kasus yang menjerat dan memaksa mereka untuk menjalani hukuman penjara tidaklah penting.

Anak yang terpaksa menjalani hukuman di balik jeruji tetap saja anak-anak yang butuh pendampingan dan perhatian.

Sejak Agustus 2009, Dian Sasmita bersama rekan-rekannya menggerakkan organisasi sosial bernama Kapas.

Oganisasi ini mengusung kepedulian dan pembinaan anak-anak dalam kondisi khusus dan rentan (AKKR), khususnya anak-anak yang menjadi penghuni Rumah Tahanan klas I Surakarta.

Seiring dengan waktu, nama Kapas berubah menjadi Sahabat Kapas. Namun, perubahan nama tersebut tidak mengubah perjuangan para aktivis di dalamnya, termasuk Dian Sasmita.

Dian mengungkapkan bahwa dorongan kuat untuk terjun ke dalam kehidupan anak-anak di penjara adalah senyum mereka.

"Daya dorong terbesar yang melahirkan Kapas (Sahabat Kapas, red) adalah senyum anak-anak di dalam lapas. Ketika kita usai bertemu mereka, pasti ada rasa candu ingin kembali berkegiatan dengan mereka lagi," kata Dian, Minggu (6/3/2016).

"Agar senyum tersebut tidak hilang, senyum mewakili kebahagiaan dan semangat mereka, inilah yang selalu membuat kami semua yang di Kapas selalu bersemangat untuk kembali masuk dan belajar dengan mereka," lanjut Dian.

Saat ini, kata Dian, Sahabat Kapas mendampingi kurang lebih 127 anak anak yang tersebar di tiga rutan di area Karisidenan Surakarta.

Kurangnya perhatian pemerintah, khususnya dalam memenuhi kebutuhan anak-anak di dalam Lapas, menjadi alasan utama Sahabat Kapas untuk membantu anak-anak tersebut.

"Sistem pemasyarakatan Indonesia belum optimal menyentuh kebutuhan rehabilitasi bagi penhuni lapas yang masih berumur anak-anak. Konsep pembinaan yang dilakukan terhadap mereka tak jauh berbeda dengan napi dewasa. Sehingga kebutuhan khas anak masih luput dari perhatian pemerintah," jelas Dian.

Kebutuhan untuk anak-anak di penjara, lajut Dian, misalnya belajar formal, pengembangan kognitif, pendampingan psikososial, jaminan mereka tidak distigma ketika bebas dan tersedia lapangan pekerjaan yang pasti untuk mereka ketika pulang.

Kritik pemerintah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com