BANYUWANGI, KOMPAS.com - Penyelaman yang dilakukan tim gabungan untuk mencari korban tenggelamnya KMP Rafelia 2 sempat dihentikan pada Sabtu sore (5/3/2016).
Kemarin, kondisi arus di Selat Bali yang cukup kencang, melebihi 5 knot, menjadi alasan dihentikannya penyelaman.
"Jika dipaksakan maka akan berbahaya bagi keselamatan penyelam karena akan terbawa arus," kata Direktur Operasional dan Latihan Basarnas, Brigjen (Mar) Ivan Ahmad, saat melakukan konfrensi pers di kantor ASDP Banyuwangi.
Ivan Ahmad memastikan bahwa penyelaman akan dilakukan kembali pada Minggu (6/3/3016) sekitar pukul 10.00 WIB.
Pihaknya berbekal dengan SARP Map yang diperbaharui tiap 3 jam sekali untuk mengetahui kondisi Selat Bali. Ini termasuk arah arus jika ada kemungkinan korban mengambang.
Walaupun penyelaman dihentikan, Basarnas menegaskan pencarian terus dilakukan di bagian permukaan air, serta dengan menggunakan helikopter.
"Tim gabungan akan terus bergerak," ujarnya.
Rencananya, pada penyelaman nanti pihaknya akan fokus pada bagian anjungan. Ini dilakukan untuk mencari nahkoda Bambang yang masih belum ditemukan.
Pencarian juga difokuskan pada bagian dari mobil-mobil yang ikut tenggelam di Selat Bali. Sebab, kemungkinan ada penumpang lain yang belum terangkut.
"Kami sudah evakuasi empat korban dalam keadaan meninggal dunia dan masih ada satu lagi yang belum ditemukan. Bisa jadi masih ada korban lain yang belum ditemukan," ujar Ivan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.