Kepala Bagian Tekhnik PDAM Nunukan Dalimin mengatakan, jika 10 hari kedepan hujan belum juga turun, maka PDAM terancam tidak bisa melayani 6.000 pelanggannya di Pulau Nunukan.
“Sumber air utama untuk embung di Nunukan tetap air hujan. Posisi terakhir tinggal 7 liter per detik setiap sumber, kalau 10 hari lagi tidak hujan sudah sangat mengkhawatirkan.” ujarnya Rabu (2/3/2016).
Kekeringan yang melanda Nunukan diperparah dengan kondisi huan lindung Pulau Nunukan yang semakin memprihatinkan.
Selain terjadi illegal logging, masyarakat juga mulai merambah dan mengubah kawasan hutan tersebut menjadi kebun sawit.
Kekurangan pasokan air di embung yang merupakan bahan baku untuk diolah dan disalurkan kepada pelanggan membuat PDAM Nunukan memberlakukan sistem bergilir bagi pelanggannya.
“Kita akan gilir per hari ini. Untuk yang di pasir putih kita sudah tidak bisa karena jaringannya sangat lama dan krannya sudah di dalam aspal,” imbuh Dalimin.
Selain memberlakukan sistem bergilir, PDAM telah mengusulkan pembangunan dua embung unuk menampung air hujan lebih banyak lagi pada Pemkab Nunukan.
Kepala PDAM Nunukan Misadi juga meminta kepada masyarakat memanjatkan doa agar di Nunukan segera turun hujan.
“Kita sudah sampaikan himbauan di masjid masjid dan imbauan juga bagi agama non-muslim unuk memanjatkan doa agar hujan segera turun.” ujar Misadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.