Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Bandung Sudah Membaik, tetapi Belum Sehat Betul

Kompas.com - 29/02/2016, 13:25 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mem-posting tulisan berjudul "Ke Jakarta Tidak ke Jakarta". Sebelum masuk ke tulisan inti, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menyampaikan pengantar.

"Mohon maaf, walau kesempatan itu ada, saya memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan Gubernur DKI 2017. Ini alasannya. mohon dibaca dengan seksama. Semoga Jakarta bisa memilih pemimpin terbaik tahun depan. hatur nuhun," ucapnya.

Tulisan tersebut mendapat banyak perhatian netizen. Dalam satu jam, tulisan tersebut dibagikan sebanyak 17.138 kali dan mendapat komentar dari sekitar 55.000 netizen.

Dalam tulisannya, Emil menyampaikan gagasannya tentang berbagai hal, mulai dari masyarakat Indonesia, tentang dinamika perebutan kursi panas DKI 1, tentang perjalanannya menuju kursi Wali Kota, hingga alasannya tidak ikut dalam Pilkada DKI 2017.

Emil mengungkapkan bahwa alasannya tidak jadi maju dalam Pilkada DKI 2017 ada pada keinginan  dia untuk menyelesaikan tugas di Bandung.

"Masalah batin saya hanya satu. Saya belum selesai menunaikan tugas sebagai Wali kota Bandung. Andai pilkada di Indonesia ini bisa serempak awal dan akhirnya, tentu tidak akan ada dilema seperti ini. Jika pilkada bisa serempak semua, tidak akan ada stigma pemimpin kutu loncat bagi mereka yang ingin mengabdi ke jenjang lebih tinggi. Dan jika mengikuti hawa nafsu dan hitungan matematika pilkada, pastilah saya tidak banyak berpikir panjang. Namun hidup tidaklah harus selalu begitu. Saya ingin bahagia tanpa mencederai. Saya ingin menang tanpa melukai," tulis Emil.

Menurut Emil, ia mendengar pendapat dari warganya bahwa pekerjaannya di Bandung belum selesai. Sejumlah perubahan telah diupayakan, tetapi belum selesai.

"Bandung hari ini sudah membaik, namun belum sehat betul. Lebay jika dibilang Bandung sudah berhasil. Bohong pula jika ada yang mengatakan Bandung tidak ada kemajuan," ungkapnya.

Emil menyebutkan, dalam kurun dua tahun belakangan, reformasi birokrasi Bandung sudah membaik. Kinerja birokrasi dari urutan ratusan pada tahun 2013 melesat ke urutan pertama di tingkat nasional dengan nilai A.

Pelayanan publik, lanjutnya, dari rapor merah menjadi meraih urutan ke-4 secara nasional. Transparansi pemerintah naik ke urutan ke-3 dari urutan ke-17 di Jawa Barat.

"Itu progres. Ijin usaha UKM dihilangkan sama sekali. 7000 warga miskin sudah diberi kredit usaha tanpa bunga dan tanpa agunan. Setiap RW diberi anggaran 100 juta sebagai konsep pemerataan pembangunan. Pengangguran terbuka turun dari 10,9% ke 8 %. Itu semua adalah kemajuan. Jadi Bandung membaik bukan hanya urusan taman, seperti yang sebagian tukang nyinyir kira," tulisnya.

Emil menambahkan, secara tata kota, perbaikan trotoar dan taman kota terus dilakukan. Dia menilai, interaksi sosial berkorelasi dengan kebahagiaan. Oleh karena itu, indeks kebahagiaan warga juga naik pada akhir tahun 2015. Artinya, Emil melanjutkan, warga Bandung bahagia.

Dia juga mengklaim, menurut survei warga, problem sampah dan jalan rusak di Bandung sudah keluar dari lima besar masalah Bandung. Oleh karena itu, Bandung kembali bisa meraih Adipura setelah 17 tahun absen.

"Namun secara jujur, Kota Bandung masih punya hutang masalah yaitu urusan pengurangan banjir dan kemacetan. Dua problem ini menjadi prioritas di sisa jabatan saya," katanya.

"Dan yang terberat, warga Bandung mayoritas tidak mengijinkan saya pergi sebelum menyelesaikan tugas. Di dalam kata ‘warga Bandung’ terkandung di dalamnya suara relawan yang dulu berjibaku memenangkan saya, suara keluarga saya dan suara mentor hidup saya yaitu ibu kandung saya, yang tidak merestui kemanapun sebelum niat selesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung ini tunai. Semoga warga Bandung juga memahami, bantu saya dengan aktif menaati aturan dan berpatisipasi aktif dalam program-program pemkot, agar Bandung Juara berkat usaha bersama," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com