Tanpa menjelaskan berapa kali Pemkot Bandung "dicuekin" Pemkot Surabaya, Ridwan mengatakan kejadian tersebut harus menjadi bahan instropeksi diri bagi kedua belah pihak.
"Kalau untuk satu kali saya kira wajar, tapi kalau berkali-kali, saya tidak mengerti kenapa. Kita tidak mau berburuk sangka, tapi intinya menyampaikan, ini harus jadi perhatian bersama supaya tidak terulang lagi," kata Emil, sapaan akrabnya di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kamis (25/2/2015).
Dia berharap, polemik ini bisa menjadi momentum saling mengingatkan agar persoalan serupa tidak kembali terulang.
"Saling mengingatkan agar hal-hal seperti ini yang tidak hanya sekali terjadi bisa menjadi perhatian. Kita saling instrospeksi tidak terulang lagi mudah-mudahan kami belajar masalah ini untuk manajemen internal lebih baik," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jika ada kota atau daerah yang tidak mau didatangi Pemkot Bandung, dia meminta agar segera disampaikan secara terus-terang.
"Kalau memang ada kota-kota yang tidak mau didatangi tinggal disampaikan secara terus-terang kan begitu. Sehingga kami pun yang ingin belajar ke tempat yang lebih baik, tidak buang-buang energi untuk melakukan perjalanan dinas," tuturnya.
"Saya posisinya pasif, kita tamu. Kalau tidak diterima ya udah berarti tidak akan berupaya lebih jauh lagi memproses," lanjutnya.
Emil pun mengaku tak ingin memperpanjang masalah ini.
"Karena Jakarta Bandung kan bersuadara, Bandung Surabaya juga bersaudara, Viking Bonek bersaudara," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.