Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan Satwa Liar di Danau Limboto Tak Terkendali

Kompas.com - 31/01/2016, 15:21 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com - Perburuan burung dan biawak makin marak di Danau Limboto. Para pemburu umumnya masyarakat sekitar Gorontalo, bahkan ada yang berasal dari Sulawesi Utara.

Keberadaan pemburu sudah lama ada di danau ini, namun seiring waktu mereka bertambah banyak dan menggunakan senapan angin yang makin canggih.

Saleh (60), warga desa Hutadaa, desa di pinggiran danau mengatakan tahun 1980 hingga 1990-an burung mandar besar sangat mudah dijumpai dalam sebuah kawanan yang besar.

Itik benjut juga demikian, bisa disaksikan terbang atau berenang dalam jumlah ratusan ekor dalam kelompok yang banyak.

“Para pemburu menebarkan jagung yang telah direndam dengan racun, banyak sekali burung yang didapat, bisa berkarung-karung” kata Saleh mengenang perburuan masa lalu, Minggu (31/1/2016).

Menurut Saleh kondisi sekarang jauh berbeda, maraknya penjualan senapan angin telah memberikan andil yang signifikan. Bahkan satwa diburu hanya untuk kesenangan.

Para pemburu tidak memilih sasaran, satwa yang dilindungi juga tidak luput dari bidikan senapan mereka.

Satwa yang dilindungi seperti ibis rokoroko (Plegadis falcinellus), dara laut (Sterna), cangak merah (Ardea purpurea) tetap menjadi target buruan.

Di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, biawak menjadi incaran pemburu luar daerah. Dalam satu lokasi mereka bisa membawa beberapa ekor biawak ukuran besar. Biawak ini dibawa ke Manado untuk dijual dagingnya.

Tidak ada papan peringatan perburuan di danau, para pemburu bisa melakukan perburuannya dari berbagai sisi danau yang memiliki luas 2.500 hektar ini. Jika tidak segera ditangani, perburuan ini akan merusak ekosistem danau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com