Saat dihubungi, Tawan menekankan bahwa alatnya memang belum sempurna. Jika ada yang menanggapi secara negatif dan meragukan hasil karyanya, dia pun tidak akan mempersoalkannya.
"Ya terserah, tidak masalah. Memang alat saya kan perlu disempurnakan. Ini alat bantu, bukan robot," kata Tawan, Minggu (24/1/2016).
Bahkan, Tawan mengusulkan, jika ada yang meragukan alatnya, lebih baik mereka membantu Tawan untuk menyempurnakan dan tidak hanya berkomentar di media sosial tanpa melihat langsung. Terlebih lagi, beberapa dosen teknik dari Univesitas Udayana Bali sudah mengunjunginya dan melihat alat itu secara langsung.
"Yang bisa ngomong kan harus bisa membuktikan. Saya kan bilang, ini alat bantu kerja, sudah saya buktikan bisa bantu saya bekerja. Memang butuh penyempurnaan," tambahnya. (Baca juga: Tawan Siap Lengan Robotnya Diuji Para Pakar)
"Saya enggak banyak omong, tetapi saya buktikan. Jadi, yang ingin membantu saya untuk menyempurnakan alat saya ini ya silakan, biar saya juga bisa bantu orang lain. Saya bisa bekerja, cari makan," ujarnya.
Tawan adalah tamatan jurusan Elektro STM Rekayasa Denpasar pada tahun 2002. Stroke membuat tangan kirinya lumpuh. Karena harus menghidupi istri dan ketiga anaknya yang masih sekolah, dia harus mencari jalan untuk bisa menafkahi mereka tanpa harus meminta-minta ataupun berputus asa.