Penurunan tarif penyeberangan, menurut pengusaha, justru akan menambah beban kerugian mereka.
"Kalau tarif Ujung-Kamal diturunkan, jadi apa kita nanti, wong belum turun saja kita terus merugi," kata Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Jawa Timur, Khoiri Sutomo, Senin (18/1/2016).
Khoiri berharap, khusus untuk penyeberangan Ujung-Kamal, pemerintah jangan memikirkan soal penurunan tarif, namun bagaimana memberikan Public Services Obligation (PSO) kepada pemngusaha agar mereka tetap bisa mengambil laba dari penyeberangan.
"PSO dulu baru ngomong penurunan tarif," ujar Khoiri.
Sejak dioperasikannya jembatan Suramadu pada 2009, penumpang penyeberangan Ujung-Kamal terus menurun.
Selat yang konon pernah menjadi lintasan penyeberangan terpadat se-Asia Tenggara itu kini hanya dilayari tiga perusahaan operator penyeberangan dengan tiga armada kapal.
Sebelum beroperasinya Jembatan Suramadu, di selat yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura itu sempat terdapat delapan perusahaan operator dengan 18 armada kapal.
Tiga perusahaan operator yang tersisa yakni PT Dharma Lautan Utama, PT Jembatan Nusantara, dan PT ASDP yang mengaku rugi sekitar Rp 8 miliar per tahun.
Sementara itu, tiket penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, sejak dua hari lalu ditetapkan turun. Rata-rata penurunan tarif untuk kendaraan yakni 4,51 persen dan untuk penumpang pejalan kaki sebesar 17,14 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.