Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coba Rambah Kaltim, Gafatar Rajin Sambangi Institusi Pemerintah

Kompas.com - 13/01/2016, 20:52 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pernah mencoba merambah Kalimantan Timur sekitar lima tahun lalu.

Saat itu, organisasi ini mencoba menunjukkan diri sebagai sebuah kelompok terbuka yang tak menyembunyikan diri maupun ideologinya.

“Gafatar sebagai organisasi berwawasan kebangsaan yang berniat turut menata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang damai sejahtera. Seperti itu visi misi dalam AD-ART dalam Gafatar,” kata Mart yang pernah menjadi Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi DPD Gafatar Kaltim, Rabu (13/1/2016).

Sejak berdiri pada 21 Januari 2011, para aktivis Gafatar rajin menyambangi berbagai instansi pemerintah.

Mereka kerap melakukan audiensi, dengan para pejabat pemerintahan maupun anggota DPRD, dengan para petinggi TNI, hingga ke kantor-kantor media massa.

“Kami perkenalkan visi misi seperti dalam AD-ART-nya itu berwawasan kebangsaan. Bagaimana mungkin (kami) terkait aliran ataupun keagamaan,” kata Mart.

Mart mengungkap, audensi Gafatar kala itu dimulai dari bertemu Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, serta beberapa anggota DPRD Balikpapan.

Gafatar juga pernah menyambangi beberapa media massa besar di Kaltim. Melalui berbagai kunjungan itu, Gafatar menunjukkan mereka memiliki semangat menjunjung tinggi nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Bahkan, kata Mart, mereka pernah diundang Pangdam VI Mulawarman saat itu Mayjen TNI Dicky Wainal Usman. Dalam pertemuan itu, TNI berniat melihat sejauh mana aktivitas kemasyarakatan ormas itu.

“Karena banyak audensi inilah maka Gafatar bisa banyak terlibat dalam beberapa kegiatan dengan pemerintahan maupun TNI,” kata Mart.

“Jadi bukan ideologi agama yang dibawa,” tambah Mart.

Dari beragam audiensi itulah, kata Mart, mulailah mereka bisa ikut dalam beragam kegiatan baik di pemerintahan termasuk TNI.

Mulai dari dialog interaktif, menggelar seminar, membangun jalan dan jembatan, hingga menghadirkan pembicara dari kalangan TNI di sebuah seminar yang digelar di sebuah perguruan tinggi di Balikpapan.

Tapi semua itu tak berlangsung lama. Kegiatan Gafatar dengan sejumlah instansi mulai berkurang, penolakan terhadap Gafatar di beberapa daerah Indonesia.  

Muncul isu Gafatar dikaitkan dengan kegiatan aliran keagamaan. Hingga akhirnya pada pertengahan 2015, Gafatar resmi bubar.

“Sejak itu kami juga bubar juga. Pisah masing-masing. Cuma karena kami pernah terlibat kegiatan di sawah, kebetulan karena pernah memiliki program ketahanan pangan, maka pekerjaan itu juga menarik dan menyenangkan bagi kami. Sekarang bersawah saja,” kata Mart.

Gafatar Kaltim memiliki sekitar seratusan orang anggota yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.

Bahkan tiga kepengurusan kabupaten dan kota diklaim telah mendapat pengakuan secara resmi dari pemerintah setempat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com