Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Ikut Gafatar, Tujuh Warga Kabupaten Magelang Pindah ke Kalimantan

Kompas.com - 13/01/2016, 19:33 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Magelang, menyatakan tujuh warga Kabupaten Magelang "menghilang" dan diduga bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Menurut data Kesbangpol, tujuh orang tersebut terdiri atas enam warga Dusun Klumit, Desa Surojoyo, Kecamatan Candimulyo.

Mereka terdiri dari pasangan suami istri Komari (52) dan Siswati (49) serta tiga anaknya dan seorang kakak dari Siswati.

Satu orang lagi adalah Adi Kurniawan (27) warga Perumahan Lembah Asri, Desa Mantenan, Kecamatan Mertoyudan.

Karya Humanika, Kepala Kesbangpol Kabupaten Magelang, menjelaskan ketujuh orang tersebut meninggalkan rumah pada Oktober-Januari 2016.

Dari sejumlah keterangan pihak keluarga, sebut Karya, tujuh orang tersebut bergabung dengan kelompok yang disebut-sebut radikal.

"Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Salah satunya ke Puskesmas Candimulyo tempat Siswati bekerja," kata Karya, Rabu (13/1/2016).

Karya mengungkapkan, kelompok yang diduga sebagai "reinkarnasi" Ahmad Mussadeq itu pernah mengajukan izin ke Kesbangpol untuk beraudiensi dengan Bupati Magelang, pada pertengahan tahun lalu.

Namun, karena pertimbangan tertentu, Kesbangpol tidak mengabulkan permintaan Gafatar tersebut.

"Kami tidak merekomendasikannya, karena sudah mendapatkan informasi tentang gerakan Gafatar tersebut. Saat itu, yang datang ke kantor salah satunya bernama Agung, anak pak Komari itu," kenang Karya.

Dia menambahkan, selain melakukan koordinasi pihaknya juga meminta warga Kabupaten Magelang untuk meningkatkan kewaspadaannya dan tidak mudah terpengaruh ajakan kelompok yang tidak jelas.

Sementara itu, Kepala Dusun Klumit, Gumun, mengatakan Komari adalah mantan Kepala Desa Surojoyo. Sedang istrinya, adalah bidan di Puskesmas Candimulyo.

Keduanya pergi dari rumah sejak awal Januari, sedangkan tiga anaknya terdiri dari Agung Suliadi (27), Dwi Cahyo Romadhon (25) dan Ari Kusumawati (23).

Sedangkan, Tri Setiyani (52) kakak kandung Siswati, meninggalkan rumah sejak akhir Desember 2015.

Menurut Gumun, keluarga tersebut meninggalkan rumah kontrakannya di Dusun Klumit dan pindah ke Kalimantan.

Meski demikian, Gumun belum dapat memastikan apakah mereka bergabung dengan Gafatar di pulau tersebut.

“Informasi yang kami terima, mereka pergi ke Kalimantan. Beberapa waktu terakhir, menurut cerita masyarakat, mereka memang kerap membicarakan tentang Gafatar kepada warga sekitarnya," papar Gumun.

Kepala Desa Surojoyo, Triono mengaku, Komari pernah memberinya majalah Gafatar. Namun saat itu ia tidak menaruh curiga.

"Saya pernah dikasih majalah yang berisi tentang Gafatar, dari situ kemungkinan mereka bergabung dengan organisasi itu," ujar Triono.

Rumah kontrakan yang pernah disewa keluarga Komari kini kosong tidak berpenghuni. Menurut pemilik rumah, Mulyono, keluarga Komari masih memiliki jangka waktu kontrak hingga dua tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com