"Saat kami take over, tiap hari minimal ada tiga laporan masuk. Tapi kami menemukan banyak home stay di Karimunjawa yang tidak jujur dalam penggunaan listrik," kata Rachmat, Minggu (3/1/2015).
Menurut dia, sejumlah Home Stay yang banyak bermunculan di Pulau Karimun kerap melanggar ketentuan. Banyak diantara mereka yang mencuri listrik.
Akibatnya, mesin yang sebetulnya bisa lebih tahan lama menjadi cepat rusak.
"Itu kami temukan setelah take over. Nanti kalau sudah pakai trafo PLN, pencurian itu akan habis. Kalau minta 1300 watt ya segitu, gak bisa lebih. Nanti ada ukurannya, jadi mesin bisa lebih awet," ujar dia.
Untuk memastikan instalasi tersebut, PLN berencana akan memasang 34 trafo di sepanjang jalanan Pulau Karimunjawa.
Dengan begitu, nantinya bisa secara bertahap menerangi selama 24 jam. "Kalau dihitung total kebutuhan aslinya sudah cukup. Nanti bisa tercukupi dalam program 35 ribu Mega Watt, Pulau Karimunjawa masuk di dalamnya," ujar dia.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mempersilakan PLN masuk ke Karimunjawa agar kendala listrik bisa tertangani. Penyelesaian persoalan juga disesuaikan dengan standar nasional, sehingga perbaikan akan berjalan lebih baik.
Soal temuan pencurian listrik, Ganjar mendukung langkah PLN untuk membereskan. Sebab, selama menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel masalah pencurian ini belum bisa ditangani, sehingga menyebabkan listrik berfungsi selama 12 jam sehari.