Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak "Home Stay" di Karimunjawa yang Curi Listrik PLN

Kompas.com - 03/01/2016, 15:06 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

KARIMUNJAWA, KOMPAS.com - Ketersediaan listrik yang hanya 12 jam di Kepulauan Karimunjawa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ternyata disebabkan banyak hal, mulai beban subsidi, kerusakan trafo, hingga pencurian daya listrik.

Manager PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Kudus, Didi Rachmat mengatakan, sejak PLN mulai mengelola instalasi listrik di Pulau Karimunjawa, ia menemukan banyak masalah.

"Saat kami take over, tiap hari minimal ada tiga laporan masuk. Tapi kami menemukan banyak home stay di Karimunjawa yang tidak jujur dalam penggunaan listrik," kata Rachmat, Minggu (3/1/2015).

Menurut dia, sejumlah Home Stay yang banyak bermunculan di Pulau Karimun kerap melanggar ketentuan. Banyak diantara mereka yang mencuri listrik.

Akibatnya, mesin yang sebetulnya bisa lebih tahan lama menjadi cepat rusak.

"Itu kami temukan setelah take over. Nanti kalau sudah pakai trafo PLN, pencurian itu akan habis. Kalau minta 1300 watt ya segitu, gak bisa lebih. Nanti ada ukurannya, jadi mesin bisa lebih awet," ujar dia.

Untuk memastikan instalasi tersebut, PLN berencana akan memasang 34 trafo di sepanjang jalanan Pulau Karimunjawa.

Dengan begitu, nantinya bisa secara bertahap menerangi selama 24 jam. "Kalau dihitung total kebutuhan aslinya sudah cukup. Nanti bisa tercukupi dalam program 35 ribu Mega Watt, Pulau Karimunjawa masuk di dalamnya," ujar dia.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mempersilakan PLN masuk ke Karimunjawa agar kendala listrik bisa tertangani. Penyelesaian persoalan juga disesuaikan dengan standar nasional, sehingga perbaikan akan berjalan lebih baik.

Soal temuan pencurian listrik, Ganjar mendukung langkah PLN untuk membereskan. Sebab, selama menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel masalah pencurian ini belum bisa ditangani, sehingga menyebabkan listrik berfungsi selama 12 jam sehari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com