Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Nakhoda soal Tenggelamnya KM Wihan Sejahtera

Kompas.com - 18/11/2015, 21:46 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Hingga saat ini, nakhoda Kapal Motor (KM) Wihan Sejahtera mengaku belum mengetahui penyebab tenggelamnya kapal yang dikemudikannya pada Senin (16/11/2015).

Asep Hartono, sang nakhoda, hanya merasakan kapalnya oleng saat memasuki perairan Teluk Lamong.

Pada Rabu (18/11/2015) sore, Asep memaparkan kronologi tenggelamnya kapal di hadapan anggota Komisi V DPR yang melakukan kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

"Saya sudah berusaha keras menyelamatkan kapal tersebut agar menepi ke perairan yang lebih dangkal, tapi kapal sudah terburu oleng terlalu dalam," katanya.

Karena arus perairan saat itu sangat kencang, awak kapal yang diperintahkan untuk memutar haluan gagal mengarahkan kapal ke lokasi yang lebih dangkal.

"Saya panik saat melihat bagian atas kapal sudah berjarak hanya empat meter dari permukaan laut," terangnya.

Berdasarkan keputusan semua awak kapal, dia lalu mematikan mesin kapal dan meminta awaknya untuk menyelamatkan penumpang kapal daripada barang-barang yang ada di dalam kapal itu.

"Untungnya kapal pembantu cepat datang. Saya hanya berdoa agar semua penumpang selamat," tambahnya.

Dia melihat, awak maupun penumpang kapal saat itu saling bekerja sama menyelamatkan para perempuan, anak-anak, dan orang tua dengan tali untuk turun ke kapal penolong.

KM Wihan Sejahtera adalah kapal penumpang jenis roll on roll off (Ro Ro) yang dioperasikan PT Trimitra Samudera untuk rute Surabaya-Labuan Bajo-Ende (NTT).

Kapal seberat 9.786 gross ton yang memiliki panjang 120,6 meter dan lebar 23,12 meter itu tenggelam di perairan Teluk Lamong Gresik, Jawa Timur.

Kapal itu tenggelam beberapa saat setelah bertolak dari Terminal Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. 

Polisi mencatat, terdapat lebih dari 170 penumpang yang diselamatkan. Namun, pihak perusahaan kapal menyebut hanya mengeluarkan tiket untuk 153 orang penumpang dan 52 unit kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com