Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeroyok Warga, Seorang Jambret Menangis Minta Ampun

Kompas.com - 05/11/2015, 23:02 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Syafrizal, seorang jambret, kalin ini kena batunya saat beraksi merampas kalung emas.

Aksi pria ini di  Jl KH. A Dahlan, Medan, tak jauh dari kompleks Sekolah Harapan 1, dilihat warga yang tak ayal langsung menangkap dan mengeroyoknya.

Alhasil, Syafrizal menangis minta maaf sambil menahan sakit sebelum petugas Polsek Medan Kota membawanya ke dalam mobil patroli.

"Maaf, Pak. Ampun, Pak. Aku salah. Sakit, Pak. Ampun, hanya sekali aku jadi jambret. Tolong, Pak. Jangan pukul lagi," katanya di hadapan warga dan personel TNI AU yang mengenakan pakaian loreng, di Jalan Ahmad Dahlan, Kamis (5/11/2015).

Meskipun Syafrizal memohon ampun, puluhan warga tidak peduli. Ia kembali dikeroyok warga hingga akhirnya pingsan.

Bahkan, beberapa anggota TNI AU yang kebetulan berada di lokasi kejadian kesulitan meredam amarah warga.

"Woy sudah, jangan kalian pukul lagi. Kasihan. Aku saja enggak menyentuh dia. Kok kalian pula yang keroyok dia (Syafrizal). Pak polisi cepat bawa ke mobil, jangan lama-lama," kata seorang anggota TNI.

Belasan polisi langsung membawa Syafrizal ke mobil patroli. Tidak hanya itu, polisi juga memanggil Orianti, korban penjambretan,  untuk membuat laporan ke Polsek Medan Kota.

Sebelumnya, Orianti terkejut tatkala dua pemuda memepet kendaraannya. Kala itu, Syafrizal langsung menarik kalung emas seberat dua gram yang melingkar di lehernya. Akibatnya, leher Orianti mengalami luka cakar.

"Saya langsung menjerit, warga dan pengguna jalan mengejar para jambret," ujarnya.

Saat warga memukuli Syafrizal, Orianti diamankan petugas TNI AU ke warung nasi yang berjarak 200 meter dari lokasi penjambretan.

"Setelah saya dijambret, warga langsung bawa saya ke kantin untuk menenangkan diri. Saya benar-benar terkejut. Saya takut sekali, karena para jambret memepet dan menarik kalung saya dari belakang," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com