Menurut dia, tim tersebut akan langsung turun ke masyarakat untuk mencari satu per satu anak yang putus sekolah.
"Mereka yang kita tangani adalah yang tidak lulus sekolah dasar sampai SMA termasuk orang orang usia produktif yang tidak punya ijazah pun akan kami fasilitasi dengan kejar paket. Termasuk mereka yang menikah usia muda dan tidak bisa melanjutkan sekolah," kata Sulihtiono.
Untuk biaya, Sulihtiono menjelaskan, ada program Banyuwangi cerdas dengan alokasi anggaran sebesar Rp 7,5 miliar untuk beasiswa anak difable dan siswa kurang mampu yang berprestasi.
"Nanti mereka akan mendapatkan kartu Banyuwangi pintar dan semuanya akan gratis termasuk buku seragam sehingga tidak ada alasan untuk tidak bersekolah," kata Sulihtiono.
Hingga Mei hingga September 2015, sudah ada 33 anak yang terjaring oleh Tim Pemburu Anak Putus Sekolah.
Tim ini terdiri dari banyak pihak mulai Bupati hingga masyarakat umum bisa memberikan masukan anak anak yang putus sekolah. "Nanti ada koordinasi dengan kepala UPT, camat, kepala sekolah hingga kepala desa dan RT dan RW. Atau juga anak anak yang mengetahui ada temannya yang putus sekolah ya bisa langsung lapor," kata dia.
Sulihtion berharap agar tim pemburu sekolah bisa bekerja maksimal, sehingga tidak ada lagi anak putus sekolah di Banyuwangi hanya karena alasan biaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.