Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bang Jack, Tukang Parkir yang Dirikan Sekolah Gratis

Kompas.com - 19/09/2015, 22:26 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Juru parkir Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Undang Suryaman (39), mendirikan TK dan TPA gratis bagi warga sekitar Desa Babakan Loa, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung yang dibiayai dari hasil bekerja sehari-hari.

Undang yang sehari-hari disapa Bang Jack merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu  bagi warga di kampungnya karena pengalaman sulit di masa lalunya.

"Saya inisiatif mendirikan sekolah gratis karena teringat latar belakang pribadi yang dahulu ingin sekolah namun terbentur masalah dana," kata Undang pada Dies Natalis Fikom Unpad ke-55 di Kampus Fikom Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Sabtu (19/9/2015).

TK dan TPA yang didirikan itu bernama Araudhatul Jannah. Saat ini sekolah Bang Jack itu telah menampung 130 peserta didik yang sebagian besar merupakan anak-anak sekitar Desa Babakan Loa.

"Ketika baru didirikan empat tahun lalu, muridnya hanya 18 orang dan kelasnya memakai area masjid, muridnya masih anak dari satu RT, tapi sekarang sudah meluas," kata dia.

Ruangan sekolah yang kecil ternyata tak mampu menampung jumlah murid yang bertambah. Ia pun memanfaatkan rumah mertuanya sebagai ruang kelas tambahan dengan memberi sekat.

"Sejak satu tahun lalu kami menggunakan ruang tambahan ini (rumah mertua) yang mampu menampung 30-40 orang, sudah lumayan meskipun sebenarnya masih cukup sempit juga," katanya.

Dukungan keluarga

Pihak keluarga dan teman sejawat selama ini banyak membantu, salah satunya dengan menjadi relawan tenaga pengajar tanpa upah bagi para siswa.

"Saat ini tenaga pengajar selain dari pihak keluarga juga dari teman-teman relawan yang mau mengajar tanpa dibayar, bantuan seperti buku sekolah juga mulai berdatangan," kata dia.

Ilmu yang diajarkan pada para siswa, kata dia, lebih berorientasi pada pendidikan agama disamping juga mengajarkan pengetahuan umum lainnya.

"Yang paling utama itu belajar shalat dan baca Iqra, setelah itu baru masuk ke pelajaran. Kurikulum pelajarannya sudah sesuai," kata dia.

Ia berusaha keras untuk mengembangkan sekolahnya meski terkendala dana. Ia terus menjaga semangat agar sekolahnya itu tetap bisa menjadi solusi bagi warga di sekitarnya, sekaligus memfasilitasi siswa yang membutuhkan pendidikan usia dini.

"Dana masih ala kadarnya, maka dari itu kita belum mampu membayar guru, jadinya tidak terlalu banyak yang mau ikut mengajar. Tempat yang sempit juga masih jadi kendala," kata pria yang telah bekerja menjadi juru parkir di Fikom Unpad sejak 1992 itu.

"Kekurangan materi jangan menjadi halangan untuk bergerak membantu sesama. Selama niatnya ikhlas tidak untuk mengejar keuntungan, pasti akan selalu ada jalan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com