Menurut Ferry Munandar, salah satu relawan penyelamatan Penyu Bantul, kondisi ini disebabkan menumpuknya sampah di sepanjang pantai.
"Di mana-mana sampah. Hampir di sepanjang Pantai Gua Cemara dan Pantai Pelangi," ucap Ferry, Rabu (16/9/2019).
"Ya kalau pantainya ada sampah, penyu tidak mau ke pantai untuk bertelur," tambahnya kemudian.
Kondisi ini, lanjutnya, diperparah dengan terjadinya abrasi sehingga pantai menjadi curam. Kondisi ini juga menyulitkan penyu untuk ke pantai mencari tempat bertelur.
"Abrasi sampai sekitar 50 meter dari bibir pantai. Ditambah pantai penuh sampah, kondisi ini yang sedang kami hadapi," tandasnya.
Berdasarkan data, pada tahun 2014, di Gua Cemara terdapat kurang lebih 28 sarang. Namun, akibat abrasi dan sampah tahun ini hanya ada 6 sarang, sedangkan di Pantai Pelangi tahun lalu 18 sarang. Tahun ini hanya 13 sarang.
"Dari data itu kan terlihat, penurunanya cukup signifikan," tegasnya.
Demi kelangsungan penyelamatan, Ferry menuturkan pihaknya akan melakukan upaya pembersihan pantai dari sampah-sampah. Terkait abrasi, pihaknya juga sudah berdialog dengan beberapa Universitas untuk mencari solusi.
"Kami akan berupaya bersihkan sampah di pantai. Untuk abrasi, kami berdialog dengan Biologi UAD dan Tekno Atma Jaya," tuturnya.
Meski diakuinya sampah-sampah itu berasal dari aliran sungai yang berujung ke laut, namun pihaknya tetap akan memasang papan pengumuman di sepanjang pantai. Tujuannya agar wisatawan tidak membuang sampah sembarangan.
"Akan kami pasang papan peringatan dilarang buang sampah di sepanjang pantai," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.