Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tato bagi Perempuan Dayak Lundayeh, Antara Tradisi dan Mengencangkan Kulit

Kompas.com - 24/08/2015, 06:25 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Bagi warga Dayak Lundayeh yang mendiami Kecamaan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tato yang dirajah di tubuh mereka bukan hanya sekedar seni. Apalagi tato yang dirajah di tubuh seorang perempuan. Selain bermakna sebagai tanda keberanian dan seni, tato ternyata dipercaya bisa menjaga kekencangan kulit yang membuat tubuh mereka terlihat mulus kencang meski telah berusia lanjut.

“Nenek saya hingga tua hanya lehernya saja yang kelihatan keriput. Karena leher merupakan daerah yang tidak bisa ditipu untuk usia,” ujar pelestari kebudayaan suku Dayak Lundayeh, Dorma Kisu, Minggu (23/8/2015).

Untuk membuat tato, terutama bagi seorang perempuan, memang dibutuhkan keberanian yang lebih. Karena itu, tato bagi perempuan suku Dayak Lundayeh juga diartikan sebagai sebuah keberanian.

Tato yang juga dianggap bisa mengencangkan kulit, juga bukan sembarang tato. Dari pemilihan bahan pewarna, pembuatan tato, motif tato hingga pembuat tato yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Untuk bahan, harus diambil dari hutan perawan Kalimantan di Krayan. Bahan tersebut berupa getah langsat hutan yang dicampur dengan kayu arah pinasih untuk warna hitam dan untuk warna merah diambil dari buah rotan.

Untuk mengeluarkan warna merah pada buah rotan, suku Dayak Lundayeh memasukkan buah rotan yang sudah tua kedalam bambu. Bambu tersebut kemudian diguncang hingga warna merah tersebut keluar. “Semua bahan harus dari alam,” ucap Dorma Kisu.

Motif tato suku Dayak Lundayeh didominasi oleh perpaduan garis lengkung. Dari perpaduan garis lengkung tersebut menghasilkan beberapa motif, di antaranya motif arit lepo, arit binan, arit telimeng, dan arit tabo.

Sementara untuk motif tato, bagi perempuan yang diperuntukkan mengencangkan kulit tidak serumit motif tato yang biasa digunakan oleh pria. Motif tersebut cukup sederhana, berupa perpaduan antara titik yang dibuat garis lurus memanjang di sepanjang lengan atau betis dengan jarak tertentu.

“Untuk motif tato kecantikan hanya berupa tititk yang dibuat bergaris sepanjang lengan atau kaki dengan jarak tertentu,” ucap Dorma.

Sayangnya, seni tato yang dimiliki oleh suku Dayak Lundayeh tersebut berangsur menuju kepunahan. Generasi muda Dayak Lundayeh kini lebih suka memilih tato temporer untuk kegiatan tertentu, seperti pegelaran tari atau pameran.

“Untuk tato asli, perempuan Dayak Lundayeh tinggal beberapa orang saja. Anak muda sekarang lebih memilih tato temporer untuk keperluan menari atau lainnya,” tutur Dorma Kisu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com