Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Identitas, Jasad Nenek Korban Tabrak Lari Telantar di Kamar Jenazah

Kompas.com - 23/07/2015, 16:40 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Aksi tidak bertanggung jawab dilakukan seorang pengendara sepeda motor pada Rabu (22/7/2015) dini hari di ruas Jalan Gatot Subroto, Ungaran, Jawa Tengah, tepatnya di depan Kantor BPN Kabupaten Semarang. Setelah menabrak seorang nenek renta, pengendara itu melarikan diri.

Kepala Bagian Humas Polres Semarang AKP Endang Suprobo mengungkapkan, berdasarkan data dari Satlantas, nenek itu mempunyai ciri-ciri memakai kebaya warna kuning, kain jarik, dan kerudung warna hitam.

Nenek itu meninggal di lokasi kejadian karena menderita luka di bagian kepala. Petugas tidak menemukan identitas apa pun di tubuhnya, termasuk di dalam tas yang dibawa. "Kejadiannya pada Rabu pukul 03.30 WIB. Korban umur 70 tahun. Di dalam tas anyaman warna hitam hanya ditemukan dompet isi uang sedikit, tidak ada identitas," kata Endang, Kamis (23/7/2015) siang.

Hingga saat ini, belum ada pihak keluarga korban yang mencari nenek tersebut. Jenazah nenek tersebut kini disimpan di RSUD Ungaran.

Polisi sudah berupaya mengabarkan keberadaan korban tabrak lari tersebut melalui kantor polsek di jajaran Polres Semarang, kantor desa, siaran radio niaga, hingga ke tempat ibadah dan lingkungan RT/RW.

"Kami sudah minta media, Radio Rasika, masjid, dan RT-RT untuk mengumumkan kepada publik. Kami tunggu sampai Sabtu, kalau tidak ada yang mengaku, korban akan segera kami makamkan," imbuh Endang.

Sementara itu, Kepala Seksi Penunjang Non Medik RSUD Ungaran, Nana Condro W, mengatakan, hasil identifikasi dokter di instalasi gawat darurat dan visum luar pada tubuh korban menunjukkan adanya luka sobek di bagian kepala dan tulang leher patah. Kondisi itu diperkirakan mengakibatkan korban tewas di tempat.

"Kami pastikan dia bukan gelandangan karena kondisi korban sebelumnya cukup bersih," kata Nana yang juga membawahi Instalasi Pemulasaraan Jenazah. "Koordinasi kami sudah tiga kali. Kami sudah awetkan jenazah dengan formalin sebab kami tidak punya lemari pendingin jenazah," ujar Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com