Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedapatan Mengantuk, Sopir Bus Bakal Diganti Anggota TNI

Kompas.com - 13/07/2015, 17:34 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Sejumlah sopir antarkota antarprovinsi (AKAP) dan sopir antarkota dalam provinsi (AKDP) yang masuk ke transit di Terminal Bawen, Kabupaten Semarang, Senin (13/7/2015) siang, menjalani pemeriksaan kesehatan.

Mereka menjalani serangkaian tes kesehatan guna mengetahui adanya pengaruh alkohol dan apakah mereka layak mengemudi. "Kalau ditemukan pengemudi yang tidak layak, kami koordinasikan dengan Dandim untuk diganti dengan anggota TNI," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, Prayitno.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), dr Dadi Dharmadi, pemeriksaan dini faktor risiko kecelakaan untuk pengemudi dan pengemudi cadangan merupakan program dari Kementerian Kesehatan. Program ini berjalan secara nasional dalam rangka mengamankan arus mudik dan arus balik Lebaran 2015.

Pemeriksaan kesehatan meliputi tekanan darah, kadar alkohol, dan tes urine. "Dari hasil pemeriksaan kita berikan rekomendasi, yakni layak jalan, layak jalan dengan catatan, dan tidak layak jalan. Kalau (misalnya) ditemukan tekanan darah tinggi atau rendah, kita berikan obat-obatan,” kata Dadi di sela-sela pemeriksaan di Terminal Bawen.

Hasil pemeriksaan kesehatan awak bus tersebut selanjutnya dicatat dalam buku monitoring kesehatan yang wajib dibawa selama bertugas. "Setiap pengemudi akan dapat buku monitoring. Ketika di tempat lain, dalam waktu satu hari, boleh tidak diperiksa. Akan tetapi, kalau lewat 1x24 jam bisa diperiksa ulang," ujar Dadi.

Pemeriksaan kesehatan tersebut akan dilangsungkan hingga Selasa (14/7/2015). Program ini menyasar 100 pengemudi. Hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan pengemudi yang mengonsumsi alkohol. "Harapan kita sampai besok tidak ditemukan. Pengalaman tahun-tahun lalu, yang ditemukan tekanan darah tinggi dan rendah,” ujar dia.

Sementara itu, salah seorang pengemudi bus Blue Star, Agung Restu (33), mengatakan, pemeriksaan seperti ini sangat bagus. Namun, kata dia, lebih baik jangan diambil sampel saja. "Sebaiknya petugas yang datang ke pool (garasi) sehingga semua pengemudi dan kru diperiksa semuanya,” kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com