Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Gagal akibat Abu, Petani Sinabung Hanya Bisa Mengusap Air Mata

Kompas.com - 30/06/2015, 12:23 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

KABANJAHE, KOMPAS.com - Wajah ibu beranak empat, Bru Ginting tak bisa menutupi resah. Kentangnya gagal panen lagi, begitu juga dengan kol. Hujan abu Gunung Sinabung yang terus melanda Desa Sukanalu tempat tinggalnya, merusak daun-daun kol dan membuat kentang tidak mau berbuah.

"Walaupun kentang di dalam tanah buahnya, tapi abu yang menutupi daun di atasnya membuat kentang tak berbuah. Kalau kol, habislah dulu dibuangi daunnya," kata pengungsi di Posko gedung serbaguna KNPI Kabanjahe ini, Selasa (30/6/2015).

Begitu juga dengan perkataan Sembiring. Menurut dia, petani cabai dan tomat ini bilang tak ada yang bisa dipanen dari ladangnya. "Semua rusak dibuat abu. Habis sudah tertanam modal di situ, mau panen kena abu lagi. Hancurlah semua," kata Sembiring.

Bru Bangun menambahkan, kebanyakan para pengungsi mengumpulkan penghasilan mereka selama di pengungsian untuk modal tanam. Ada yang dari hasil kerja di ladang orang dengan upah Rp 50.000 - Rp 65.000 per hari. Uang tersebut mereka belikan bibit dan pupuk.

"Harapannya, awal puasa dan sebelum lebaran sudah bisa dipanen. Rupanya tak mungkin lagi, habis sudah dibuat abu," kata dia sambil mengusap air mata.

Dia tak mampu menutupi kesedihannya. "Jangankan memikirkan lebaran, untuk biaya masuk sekolah ajaran baru ini saja sudah sakit kepala ku," kata dia.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, material erupsi dari Gunung Sinabung telah melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Sektor pertanian dan perkebunan adalah sektor yang paling terpukul akibat erupsi.

Lahan pertanian dan perkebunan seluas 46.935 hektar rusak berat. Kerusakan terbesar terjadi pada tanaman cabe (1.701 hektar) dan jeruk (1.177 hektar) yang merupakan tanaman paling banyak ditanam petani di Gunung Sinabung.  "Kondisi ini menyebabkan petani gagal panen akibat tanaman hancur. Total kerugian dan kerusakan di sektor pertanian dan perkebunan mencapai Rp 817 miliar," kata dia.

"Untuk itulah perlu percepatan dalam penanganan dan pemulihan erupsi Gunung Sinabung. Dukungan semua pihak diperlukan untuk mengatasi dampak erupsi ini," ujar Sutopo.

Seperti pemberitaan sebelumnya, sejak Senin (29/6/2015) hingga pukul 13.00 WIB telah terjadi 67 kali guguran, 38 gempa hybrid dan tremor menerus. Pada 07.18 WIB terjadi erupsi dan luncuran awan panas guguran sejauh 3.000 meter ke sektor Tenggara, tinggi kolom abu vulkanik mencapai 2.000 meter.

Kota Kabanjahe diguyur hujan abu. Dengan kondisi seperti itu, potensi erupsi Gunung Sinabung masih akan terus berlangsung cukup lama. Hujan abu akan terus menerus turun di sekitar gunung. Statusnya masih Awas (level IV).

Sementara itu, berdasarkan data terakhir, jumlah pengungsi adalah 3.150 KK (10.645 jiwa). Terdiri dari kelompok rentan pengungsi yang harus memperoleh perhatian khusus yaitu 780 lansia, 76 ibu hamil, 220 bayi, dan 747 balita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com