Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarian dari 10 Negara Warnai "Ruwat Nusantara" di Malang

Kompas.com - 05/06/2015, 17:44 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Seniman tari dari 10 negara menggelar "Ruwat Nusantara" di Kota Malang, Jawa Timur. Acara tersebut dikemas dalam Festival Kampung Celaket atau International Celaket Cross Culture Festival (ICCCF) 2015.

Hajatan ini mendoakan Indonesia supaya menjadi negara yang maju, sejahtera dan bermartabat di mata dunia. Acara tersebut digelar selama dua hari mulai 5 Juni 2015, di sepanjang jalan Kelurahan Rampal Calaket, Kecamatan Kojen, Kota Malang.

Dalam prosesi pembukaan acara, hadir Wakil Wali Kota Malang Sutiaji dan perwakilan seniman dari 10 negara. Perwakilan seniman yang langsung membawa kelompok penari khas negara masing-masing itu di antaranya, Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Belanda, Singapura, Jerman, Kanada, Slovakia, Amerika Latin dan Tiongkok.

"Festival ini sudah yang ketiga kalinya kita gelar. Saat ini temanya, Ruwat Nuswantoro (jawa) atau Nusantara," kata Ketua Panitia Hanan Jalil, Jumat (5/6/2015).

Menurut Hanan, sebagai rakyat Indonesia yang baik, tak salah jika ikut serta mendoakan Bangsa Indonesia dengan harapan menjadi Negara yang aman, sejahtera, bermartabat di mata dunia.

"Cara doa para seniman bisa dilakukan dengan menampilkan aneka tarian dari 10 negara. Selain itu, kita tampilkan juga tari kolaborasi antara tari khas Indonesia dengan tari khas sembilan negara itu," kata pria yang juga bertindak sebagai penggagas acara itu.

Menampilkan kolaborasi tari bertujuan untuk menunjukkan harmoni keberagaman. "Persiapannya selama enam bulan. Masing-masing perwakilan negara sudah sepekan sebelumnya di Malang. Total ada 500 seniman yang hadir ke acara ini," kata dia.

Saat ini, ungkap Hanan, Indonesia sedang dalam kondisi sakit. Hal itu bisa dilihat dari penegakan hukum, politik, hingga soal kemanusiaan. "Sehingga kami berinisiatif untuk melakukan ruwatan nusantara untuk Indonesia," kata dia.

Dalam pembukaan acara ditampilkan tari Bedoyo Nawatirto, untuk mengambil air dari sembilan mata air yang ada di Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu). "Pengambilan air di sembilan mata air di Malang Raya itu adalah bentuk izin pada yang menguasai kehidupan. Dan air suci itu akan diminum setiap orang yang hadir dalam acara ini," kata Hanan.

Selain itu, dilangsungkan orasi budaya tentang ruwat, kolaborasi Tari Nusantara dari 23 Provinsi di Indonesia, Tari Topeng Malangan, Tari Topeng Korea Selatan, Kolaborasi Topeng Asia, Tari Sanggar Swastika, Jaranan Butho Banyuwangi, Gandrung dan Seblang Banyuwangi.

"Dalam penutupannya akan menampilkan Tari Kecak dan Tari Bumbung Bali. Aneka tarian itu disajikan dengan instrumen musik dan dance baru.

Sementara itu, menanggapi aneka tarian yang ditampilkan dalam acara tersebut, Lim Hyung Kyoo, master topeng Korea, mengaku sangat kagum dengan tarian khas Indonesia. "Tarian Indonesia sangat bagus. Saya bisa melihat budaya khas Indonesia. Kelebihan tari Indonesia pada kaki dan tangan. Sementara tari Korea hanya pada pundak yang bergerak," kata dia.

Yeong Ho Hwang, selaku sutradara Topeng Korea menambahkan, kolaborasi tari Korea dan Indonesia serta diikuti oleh kolaborasi tari negara lainnya baru pertama diikutinya. "Tari Indonesia luar biasa. Menarik dan susah ditiru negara lain. Indonesia memang kaya akan tari dan topeng," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com