Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Satreya Gugah Keprihatinan Pembaca Kompas.com untuk Membantu

Kompas.com - 05/06/2015, 07:19 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Hidup sebatang kara yang dijalani Satreya (95), warga Dusun Batu Putih, Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengundang keprihatinan warga.

Tidak hanya dari warga Pamekasan saja, tetapi juga warga dari luar daerah. Seperti Vonny Tumampas, asal Kota Surabaya, Jawa Timur. Vonny Tumampas yang adalah pembaca Kompas.com, menyempatkan diri menjenguk Satreya di gubugnya yang reot dan bolong-bolong.

Melihat Satreya terbaring di tempat tidurnya, Vonny merasa iba. Perempuan berkulit putih ini semakin meneguhkan niatnya untuk membantu dan memperbaiki rumah Satreya. Apalagi kondisinya jauh lebih memprihatinkan dibanding pemberitaan yang ada.

"Saya akan menanggung seluruh biaya perbaikan rumah nenek Satreya," kata dia, Kamis (4/6/2015).  (Baca: Nenek 95 Tahun Hidup Sebatang Kara, Menjerit Saat Kelaparan)

Vonny lantas meminta Kepala Dusun Suadi, untuk menghitung biaya rehabilitasi rumah Satreya. Namun, karena tidak ada tukang bangunan, jumlah biaya rehabilitasi rumah tidak bisa ditentukan. Vonny pun mengatakan, jika sudah diketahui biayanya, dia akan kembali lagi ke rumah Satreya.

"Saya sudah bawa uang hari ini, namun karena tidak diketahui berapa biayanya saya pulang dulu ke Surabaya, dan akan datang seminggu lagi untuk merehabnya," imbuhnya.

Sebagai bekal untuk Satreya, Vonny membantu paket sembako seperti beras, minyak goreng, mie instan, sabun mandi dan sabun cuci, gula pasir dan lainnya. Dia bertekad untuk secepatnya memperbaiki rumah Satreya agar segera ditempati. "Jangan nunggu pemerintah karena berbelit-belit. Saya sudah siapkan dananya, jika ada bantuan pemerintah bisa diarahkan ke yang lain," ungkap dia.

Satreya hidup sebatang kara setelah ditinggal mati suaminya, Dasuki, 30 tahun yang lalu. Satreya tidak memiliki keturunan. Semasa mudanya, Satreya menjadi dukun pijat bayi. Seiring dengan usianya yang semakin tua, pasiennya perlahan hilang. Sehari-hari Satreya hanya mengandalkan belas kasihan para tetangganya.

Belakangan, Satreya dirawat keponakannya, Arsia yang juga hidup menjanda dan serba terbatas juga. "Saya bersyukur jika Ibu Vonny mau merehab rumah Satreya. Sebab saya sendiri tidak mampu untuk membiayainya," ungkap Arsia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com