Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kartini, Ibu-ibu Tanam Pohon untuk Tolak Perusahaan Tambang

Kompas.com - 21/04/2015, 16:58 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU,KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati hari Kartini, puluhan ibu rumah tangga di Desa Oenbit, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, melakukan kampanye hijau dengan menanam ratusan anakan pohon untuk menolak kehadiran perusahaan tambang mangan di daerah itu.

Koordinator aksi mama-mama “Kartini Oinbit” Mama Rosalina Manbait mengatakan penanaman ratusan anakan pohon itu di lokasi yang sudah rusak akibat penambangan mangan dan juga di tempat yang selama ini menjadi lahan tidur.

“Hari ini bertepatan dengan hari Kartini, kami berusaha menyuarakan posisi dan keadaan kami yang sesungguhnya. Seringkali, para wanita tidak didengarkan dan hanya bisa masak, cuci dan urus rumah. Kami juga bisa membantu perjuangan bapak-bapak dalam menolak masuknya PT Elgary Resources Indonesia yang menyerobot lahan pertanian dan peternakan kami,” kata Rosalina Manbait, Selasa (21/4/2015).

Rosalina menjelaskan bahwa perjuangan yang disatukan dalam semangat kebersamaan menyeluruh, bisa memberikan hasil yang juga membahagiakan semua.

“Kami bangga, hari ini kami menanam, bapak-bapak mendukung usaha kami. Semoga kecintaan pada kelestarian alam mengubah pandangan sempit tentang pertambangan yang lebih banyak membawa susah (kesusahan) bagi kami,” kata Rosalina.

Hal senada disampaikan Shinta Lalus dan Indri Uskenat yang merasa bahwa kehadiran perusahaan tambang hanyalah usaha untuk menghancurkan alam dan lingkungan hidup di Oenbit. Shinta dan Indri menjelaskan bahwa, awalnya masyarakat meminta klarifikasi soal tambang ini, dan perusahaan hanya menjawab bahwa mereka hanya melakukan survei.

“Setelah beberapa bulan, ternyata dilakukan penggalian besar-besaran dengan alat berat. Katanya hanya survei, ini tanpa penjelasan tiba-tiba sudah muncul banyak lubang, begitu banyak ternak sudah mati di dalam lubang tambang tersebut,” kata Shinta yang diamini Indri.

Sementara itu, Theresia Molo dan Maria Usfinit mengatakan, kelompok ibu rumah tangga ini, juga akan terus mendukung usaha kelompok besar yang gigih berjuang untuk menolak pertambangan di Oenbit. Menurut mereka, untuk menjaga dan memelihara alam dan lingkungan hidup tidak memerlukan biaya yang besar.

“Cukup kesadaran dan keikhlasan untuk menjaganya. Sesudah kita, masih ada generasi penerus. Sangat tidak baik kalau mereka menerima warisan alam yang sudah rusak dan hancur. Yang dukung tambang bermasalah itu, kiranya bisa mengerti bahwa kehidupan akan berlangsung terus dan nasib anak cucu tergantung apa yang kita buat hari ini,” kata Theresia dan Maria kompak.

Warga Desa Oenbit dalam beberapa bulan terakhir ini sudah sering menggelar aksi unjuk rasa dan penolakan terhadap tambang mangan yang dilakukan oleh PT Elgary Resources Indonesia di Desa Oinbit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com