Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda Mukram Menduga Anaknya Ditembak Pakai Peluru Beracun

Kompas.com - 13/04/2015, 15:41 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Ibu Mukram, Ramlah Daeng Kilo, menduga peluru yang dipakai untuk membunuh anaknya beracun. Pasalnya, punggung korban penembakan itu berwarna hijau dan mulutnya berbusa hingga dimandikan sebelum dikebumikan.

"Mulutnya berbusa sampai dimandikan. (Bagaian) belakang anak saya (berwarna) hijau. Saya rasa itu peluru beracun yang ditembakkan pelaku dengan menggunakan senjata api rakitan," kata Ramlah saat ditemui di rumahnya di Jalan Sultan Alauddin 4, Makassar, Senin (13/4/2015).

Ramlah berharap pelaku penembakan yang menewaskan anaknya segera ditangkap. Ia mengaku sudah diperiksa penyidik Polsekta Tamalate.

"Kalau saya saja sudah diperiksa tiga kali, termasuk saksi yang melihat anak saya dihadang dua orang berboncengan motor. Ibu Salma Daeng Sungguh itu yang lihat kejadian sudah diperiksa polisi," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, penembak misterius beraksi di Makassar dan menewaskan seorang buruh, Mukram (21), warga Jalan Sultan Alauddin 4, Sabtu (11/4/2015) sekitar pukul 21.30 Wita. Korban ditembak di depan Perumahan Pelindo Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate. Korban terkena peluru di ketiak kiri.

Salah seorang yang juga tetangga korban, Hasriani alias Nani (25), mengungkapkan, korban datang mengendarai motor Satria FU dalam kondisi terluka. Korban pun berteriak meminta tolong setelah ditembak orang tak dikenalnya. [Baca juga: Mukram Ditembak Orang Tak Dikenal Saat Mengendarai Motor]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com