Titik kedua, tak jauh dari situ, di depan toko plastik. Di situ kantong-kantong sampah juga menumpuk.
TPS liar ketiga berada di depan Bank Mega Syariah. Sampah-sampah tersebut berjejer serta menumpuk tak karuan. Titik keempat berada di toko selular lainnya. Sampah tersebut berada di samping pohon akasia yang sengaja di tanam di Jalan Raya Kutabumi.
Tumpukan sampah yang berserakan hingga seperempat badan jalan itu kerap menyebabkan kemacetan. Warga yang melintas berusaha menghindar sehingga lajur jalan menjadi sempit.
Warga Kuta Baru Edi Sucipto (38) mengatakan dirinya kerap kali melintas di dekat tumpukan sampah. Saat melintas, ia memilih untuk menghindari tumpukan sampah agar tidak melindasnya.
"Saya enggak mau lah melintas di tumpukan sampah gitu. Kotor banget, bau lagi," kata Edi kepada Kompas.com, di Tangerang, Minggu.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Tangerang segera menertibkan TPS liar ini agar jalanan menjadi bersih dan rapi.
"Biar enak lah dilihatnya. Kalau sampah berserakan gitu kan enggak enak," kata Edi.
Lempar dari motor
Sementara itu, Lurah Kuta Baru Rumdani mengatakan, pengelolaan sampah berada di tangan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakamanan Kabupaten Tangerang. Pengangkutan sampah tersebut dilakukan satu kali dalam dua hari.
"Sebenarnya yang buang sampah itu adalah orang yang lewat di situ, langsung lempar ke situ sambil naik motor. Kadang jam tiga pagi udah penuh," kata Rumdani saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
Pihak Kelurahan Kuta Baru mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membenahi kesemrawutan sampah ini. Kelurahan hanya menyediakan sepeda motor pengangkut sampah untuk TPS-TPS resmi.
"Enggak ada anggaran juga kalau mau buat yang macam-macam. Tapi, nanti kita segera buat spanduk larangan serta mencantumkan perda tentang hukuman buang sampah sembarangan," ujar Rumdani.