Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, konsep pusat teknologi informasi itu justru menghindari konsep permukiman yang tidak produktif dari sisi ekonomi.
"Kalau tidak ada Teknopolis, Gedebage itu isinya perumahan saja, tidak ada nilai tambah, tidak ada lapangan pekerjaan," ujar Emil di Balai Kota Bandung, Jumat (13/3/2015).
Pembangunan Bandung Teknopolis, lanjut dia, justru akan menyerap banyak pengangguran. "Hasil riset mengatakan, 400.000 lapangan pekerjaan akan dihadirkan. Jadi, kita seimbangkan hadirnya perumahan dan lapangan pekerjaan," ucapnya.
Selain itu, Bandung Teknopolis juga diproyeksikan menjadi pengurai kepadatan di Kota Bandung. Sebab, wilayah Bandung tengah saat ini sudah terlalu padat sehingga kemacetan sering terjadi. "Kalau itu (Teknopolis) terjadi, orang tidak usah ke Bandung. Tinggalnya di Teknopolis, kerjanya di Teknopolis. Ke Bandung sesekali saja, naek kereta atau jalan tol," paparnya.
Dari sekitar 800 hektar luas lahan yang akan menjadi proyek Bandung Teknopolis, 60 persennya akan difungsikan sebagai pusat bisnis, sementara 40 persennya sebagai perumahan dan ruang hijau. Proyek ini merupakan proyek keroyokan. Menurut Emil, ada 4-5 developer yang akan menggarap proyek tersebut.
"Ada grup Summarecon, ada Grup Providence. Jadi, bukan Summarecon saja. Cuma, yang dominan memang Summarecon," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.