Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Boikot dari Australia Tak Ada Pengaruhnya

Kompas.com - 18/02/2015, 12:55 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Belakangan ini, Kota Bandung, Jawa Barat, tengah berbenah di sektor pariwisata. Salah satu caranya dengan memperbanyak pembangunan infrastruktur penunjang.

Agar lebih tenar di dunia internasional, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil pun gencar melakukan promosi wisata Kota Bandung ke negara-negara sahabat melalui perwakilannya. Upaya Ridwan Kamil pun berbuah hasil positif. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan netizen di jejaring media sosial Facebook, Ibu Kota dari Provinsi Jawa Barat ini menempati posisi ke-4 setelah Bangkok, Seoul, dan Mumbai.

Namun, disaat Bandung tengah tenar, negara Australia justru melakukan boikot wisata ke Indonesia, sebagai bentuk protes atas rencana eksekusi hukuman mati yang dijatuhkan kepada warga negara Australia, terpidana kasus narkotika.

Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil, angkat bicara terkait upaya boikot tersebut. Lulusan University of California, Berkeley, Amerika Serikat ini menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang lumrah. "Tidak apa-apa itu sudah biasa," kata Emil di Bandung, Rabu (18/2/2015).

Emil menambahkan, meski berimbas kepada sektor wisata di Indonesia, dia tetap mendukung keputusan Presiden Joko Widodo sebagai bentuk komitmen untuk memerangi peredaran narkotika.

"Saya mendukung keputusan Presiden terkait apapun khususnya masalah narkoba. Kalaupun ada boikot sana sini, saya kira itu konsekuensi dari sebuah negara," ucap dia.

Secara jumlah kunjungan, lanjut Emil, boikot yang dilakukan oleh WN Australia tidak akan berimbas terlalu besar. Pasalnya, selama ini memang tidak banyak turis-turis asal Australia yang datang berwisata ke Bandung.  "Cuma sedikit dari Australia, tidak terlalu banyak jadi tidak pengaruh," kata dia.

Emil menilai, boikot yang dilakukan Australia terlalu berlebihan. Menurut dia, Australia sebagai salah satu negara sahabat justru tidak menghargai sistem hukum yang berlaku di Indonesia.

"Australia juga harus menghormati, sebagaimana kita menghormati hukum Australia. Ini kan, hukum di Indonesia, maka Australia harus menghormati hukum di Indonesia. Kalau tidak saling menghormati tidak akan terjadi hubungan bilateral," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com