Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Klewer Segera Dibangun

Kompas.com - 14/02/2015, 22:54 WIB


SOLO, KOMPAS — Pasar Klewer, pusat grosir tekstil dan batik di Kota Solo, Jawa Tengah, yang terbakar pada 27 Desember 2014, akan dibangun dan tetap dikelola pemerintah. Pembangunan pasar yang diperkirakan memakan biaya Rp 157 miliar ini akan dimulai Juni 2015 dan diharapkan selesai dalam waktu dua tahun.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Jumat (13/2), mengatakan, dirinya berkomitmen tidak menyerahkan pembangunan dan pengelolaan pasar tradisional kepada investor, termasuk Pasar Klewer yang menjadi ikon Kota Solo. Pasar tradisional yang menjadi tumpuan hidup banyak orang tetap menjadi aset negara.

Pemkot Solo telah mengajukan anggaran untuk pembangunan Pasar Klewer kepada pemerintah pusat. ”Tahap pertama disetujui Rp 67 miliar melalui APBN perubahan,” ujar Rudy.

Konsep bangunan pasar yang baru tersebut relatif sama dengan bangunan lama, hanya ditambah satu lantai bawah tanah dan dilengkapi dengan sistem keamanan serta alat pemadam api. Fasilitas juga akan dibuat lebih lengkap dan ramah pada penyandang disabilitas. Bangunan pasar akan disesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya yang merupakan kawasan cagar budaya.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Solo Subagyo mengatakan, saat ini pedagang korban kebakaran Pasar Klewer tersebar di banyak lokasi. Sebagian pedagang berada di Pagelaran Keraton, yang lain di Alun-alun Utara, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center, dan di sekitar Kauman. Pemkot Solo akan membuat pasar darurat di Alun-alun Utara dengan memberi kompensasi pada Keraton Solo sebesar Rp 5 miliar untuk dua tahun.

”Kami rencanakan pada Mei pasar darurat sudah siap. Memang tidak bisa secepat yang diharapkan pedagang karena banyak proses yang harus dilalui dan tidak mudah,” ujar Subagyo.

Dana untuk pembangunan pasar darurat mencapai Rp 21 miliar. Pasar darurat itu diharapkan dapat menampung semua pedagang Pasar Klewer sisi barat yang kini terpencar di beberapa lokasi. Di Pasar Klewer tercatat ada 1.147 pedagang di sisi barat, 765 pedagang oprokan (nonkios), dan 137 pedagang renteng (di depan kios), ditambah 545 pedagang di sisi timur.

Mencari pelanggan baru

Salah seorang pedagang, H Armen (67), mengungkapkan, saat ini ia bagai kembali lagi dari nol. Banyak pelanggannya yang sudah diberi tahu, tetapi belum juga datang untuk berbelanja. Ia khawatir, pelanggannya akan pindah ke toko lain yang lokasinya lebih mudah dijangkau.

”Sekarang ini sangat sulit karena kami harus mulai mencari pelanggan baru lagi, membangun pasar lagi. Belum lagi nanti kalau pindah lagi ke pasar darurat, pelanggannya bingung lagi,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Fairus Aminah (53). ”Sekarang ini sulit karena lokasi pedagang terpencar-pencar. Akibatnya, pelanggan juga terpencar-pencar, semakin sulit mencari pembeli. Saya berharap pasar darurat cepat dibangun sehingga semua pembeli akan terfokus di satu tempat,” ujarnya.

Meski demikian, Aminah mengakui dirinya sudah mulai bangkit. Pemasukan mulai mengalir meski masih 25 persen dari omzet hariannya saat pasar belum terbakar. Para pelanggannya sudah diinformasikan mengenai kepindahan lokasi kiosnya.

Ketua Tim Universitas Negeri Sebelas Maret Peduli Pasar Klewer Nugraha Arif Karyanta mengatakan, saat ini yang paling dibutuhkan pedagang adalah kepastian dan kesempatan kembali berdagang secara normal. Artinya, kebutuhan akan pasar darurat sangat mendesak.

Untuk membantu pedagang, pihaknya membuka konsultasi psikologi, hukum, ekonomi, serta pemeriksaan fisik. ”Semua ditangani orang-orang yang ahli di bidangnya. Kami berharap di tengah kebingungan, korban kebakaran pasar ini dapat menemukan solusi atas permasalahan mereka,” ujarnya. (UTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com