Sumardi Harta, ayah Maulana Rusadi, saat ditemui menuturkan, berdasarkan informasi dari temannya, pada hari Jumat (23/01/2015) siang, Maulana bersama empat rekanya bermain di Dusun Pasekan, Gamping, Sleman. Lalu datang sejumlah orang yang mengaku dari Polres Bantul. Maulana dan ketiga temannya ditangkap dengan tuduhan terlibat kasus penjambretan.
"Maulana lalu dimasukan ke dalam mobil. Saat didalam mobil itu, teman-temannya mendengar Maulana menjerit-jerit merintih kesakitan," jelas Sumardi saat ditemui di ruang Jenazah RS Wirosaban, Kota Yogyakarta, Selasa (3/2/2015).
Sumardi mengungkapkan, selang sehari setelah penyiksaan itu, keluarga dihubungi pihak rumah sakit memberi informasi bahwa Maulana dirawat di RS Wirosaban. Saat keluarga menjenguk, kondisi Maulana dalam keadaan tak sadarkan diri," jelasnya.
Kata kepolisian, Maulana jatuh dari mobil, lalu dibawa ke rumah sakit," ucapnya.
Namun, pihak keluarga merasa janggal dengan pernyataan polisi tersebut, sebab wajah Maulana bengkak dan lebam-lebam. Lalu kepala bagian belakang memar.
"Saya melihatnya janggal. Kalau jatuh setidaknya ada luka lecet. Ini tidak ada, tapi wajahnya bengkak dan lebam," tegasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Suhartinah, salah satu kerabat Maulana mengatakan, saat ibunya datang ke Rumah Sakit Wirosaban, ruang perawatan sudah dijaga oleh anggota polisi.
"Saat ibunya foto kondisi Maulana untuk dikirim ke saudaranya, polisi yang berjaga langsung minta agar dihapus," tuturnya.
Setelah dirawat 10 hari, Minggu (01/02/2015) sekitar pukul 09.15 WIB, Maulana meninggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.