Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot Demo Tolak Bus Sekolah, Wali Kota Malang Menangis

Kompas.com - 22/01/2015, 12:55 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan sopir angkutan kota yang beroperasi di Kota Malang, Jawa Timur, menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Kamis (22/1/2015). Mereka menolak keberadaan bus sekolah gratis untuk siswa. Keberadaan  bus sekolah tersebut mengakibatkan para sopir angkot rugi dan penghasilannya menurun dratis.

Demo ratusan para sopir itu membawa angkotnya masing-masing, yang diparkir di Bundaran Tugu, di depan Balai Kota Malang. Menurut Fathoni, sopir angkot jurusan Gadangn-Landungsari, tuntutan para sopir jelas menolak bus sekolah yang dioperasikan oleh pemerintah Kota Malang.

"Kami menolak karena mengurangi penghasilan para sopir. Sangat terasa dengan adanya bus sekolah. Biasanya penuh penumpang dari pelajar, sekarang hanya dapat tiga atau empat pelajar saja yang ikut angkot," kata dia.

Sebelumnya, kata Fathoni, jika pagi hari, 75 persen penumpangnya adalah pelajar, saat ini sudah sangat mengurang. "Kami khawatir pendapatan kami mengurang. Karenanya kami menolak," kata dia.

Para sopir lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Aksi ratusan sopir angkot tersebut berlangsung sejak 8.00 WIB. Hingga pukul 11.00 WIB ratusan angkota masih diparkir di Bundaran Tugu depan Balai Kota Malang. Akibatnya, kemacetan terjadi di sekitar Balai Kota Malang.

Sementara itu, menanggapi aksi para sopir tersebut, Wali Kota Malang, Muhammad Anton di depan puluhan perwakilan sopir angkot mengaku tidak bermaksud menyengsarakan rakyat, terutama para sopir angkot.

"Saya berani turun ke bawah secara langsung, karena saya ingin membantu masyarakat kecil," kata sambil sambil meneteskan air mata.

"Mari kita memikirkan rakyat lainnya, yang kondisi lebih miskin dari kita," kata dia. "Saya sebenarnya tidak kepingin jadi Wali kota. Tapi masyarakat yang meminta saya jadi Wali kota Malang. Karenanya, mari jika ini soal politik, jangan dituruti. Jangan sampai ada yang menunggangi, tolong jangan dituruti," seru Anton.

Sementara itu, menurut Kapolresta Malang, AKBP Singgamata, masalah tersebut harus diselesaikan dengan pikirin dingin dan musyawarah. "Apa masalahnya? Lalu apa solusinya. Jika para sopir hanya khawatir penghasilannya berkurang, apakah benar? Karena bus sekolah yang dioperasikan hanya enam unit bus sekolah," kata Singgamata.

Bus sekolah, kata Singgamata, hanya operasi saat mengantarkan siswa akan pergi ke sekolah dan saat akan pulang ke sekolah. "Mari kita jadikan bus gratis itu sebagai amal untuk membantu generasi kita mencari ilmu," ungkapnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com