Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemugaran Candi Perwara Butuh Waktu 222 Tahun

Kompas.com - 09/01/2015, 17:29 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemugaran Candi Perwara di kompleks Prambanan diperkirakan akan memakan waktu 222 tahun atau dua abad lebih. Sebab, jumlah Candi Perwara di Prambanan yang belum dipugar sebanyak 222, sedangkan untuk memugar satu candi, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta membutuhkan waktu satu tahun.

"Total 224, tahun 1950 Belanda pernah melakukan pemugaran Candi Perwara. Saat itu dua sudah berhasil dipugar, sisanya 222 candi yang belum," jelas Wahyu Astuti, kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB DIY saat ditemui dikantornya, Jumat (9/1/2015).

Wahyu menuturkan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta berencana akan memulai pemugaran Candi Perwara pada Februari 2015. Pemugaran satu candi dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun. Dengan demikian, jika Februari pemugaran dimulai, maka November atau Desember mendatang diperkirakan baru selesai.

"Satu (candi) itu membutuhkan satu tahun. Sebab untuk memugar satu candi tidaklah semudah yang dibayangkan, butuh proses dan waktu," tegasnya.

Ia menjelaskan, tim perlu mengamati, mengumpulkan dan mencocokkan batu satu per satu sebelum disusun. Sebab jika asal menempelkan maka tidak akan cocok. Proses mencari batu pasangannya inilah yang membutuhkan waktu cukup lama.

"Jadi bayangkan saja kalau 222 candi, pemugaran butuh waktu berapa tahun. Saat selesai kita sudah mati," kata Wahyu.

Terkadang, kata Wahyu, ada batu candi yang hilang diambil orang atau bercampur dengan batu di lokasi lain. Jika hanya satu, dua batu candi saja yang hilang maka akan digantikan batu baru. Hanya saja nantinya saat ditempelkan dibiarkan polos, tidak diukir, sebagai tanda batu baru.

"Yang di Candi Apit itu saja ada satu batu dari Perwara. Belanda saat memugar sepertinya asal memasangkan," ujarnya.

Karenanya, tim harus benar-benar cermat dalam menyusun batu candi, sehingga tidak salah pasang batu dan merusak sejarah.

"Kita tidak mau merusak sejarah dan menipu anak cucu dengan asal memasangkan susunan batu candi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com