Mereka sempat memblokade jalan di Perempatan Alun-alun Kota Tasikmalaya. Puluhan mahasiswa awalnya bergerak menuju Gedung DPRD Kota Tasikmalaya untuk meminta pemerintah legislatif setempat menyetujui penolakan tersebut.
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya pun menyetujui permintaan para mahasiswa. Setelah itu, massa bergerak ke kantor Balai Kota untuk meminta hal yang sama. Namun, Wali Kota enggan menemui pengunjuk rasa, sampai akhirnya mahasiswa memblokade jalan di depan perkantoran tersebut.
Tak selesai sampai di situ, mahasiswa pun bergerak memblokade area di perempatan Alun-alun Kota Tasikmalaya, menuju Terminal Pertamina Cabang Tasikmalaya.
Ketua Umum HMI Tasikmalaya Nyangnyang Saeful menyatakan, "pocong" dipakai sebagai simbol untuk menggambarkan bahwa pemerintahan di Indonesia saat ini telah mati. Artinya, pemerintah tidak bisa memihak kepada rakyat dengan cara menaikkan harga BBM.
Kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada naiknya segala kebutuhan masyarakat. "Pocong menandakan pemerintah saat ini telah mati. Mana pembelaannya terhadap rakyat kecil?" tanya Nyangnyang.
Nyangnyang berjanji tak akan berhenti turun ke jalan sampai ada perubahan yang dilakukan oleh pemerintah. "Kita akan terus turun ke jalan, menolak kenaikan harga BBM yang menyengsarakan rakyat," tambah dia.
Aksi unjuk rasa ini mendapatkan pengawalan ketat anggota kepolisian. Aksi berjalan aman sampai beberapa rentetan agenda aksi dilaksanakan hingga siang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.