Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ingin Jasad Mayang Dimakamkan di Lampung

Kompas.com - 07/10/2014, 14:21 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Keluarga berharap jasad Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah (27) dibawa ke Indonesia untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Hal tersebut disampaikan ibu korban, Nining Sukarni (45), saat ditemui di rumah kontrakannya di sebuah gang di Kelurahan Sukamenanti, Bandar Lampung, Selasa (7/10/2014).

"Keluarga berharap jenazah Febri segera dipulangkan ke Lampung," kata Nining.

Nining mengatakan, ia sebelumnya tak mengira bahwa korban mutilasi adalah anaknya sendiri. Apalagi setelah mengetahui bahwa pelaku pembunuhan adalah suaminya sendiri, Marcus Pieter Volke.

"Saya kaget begitu mendapat kabar dari kawan Febri bahwa anak saya meninggal dbunuh suaminya sendiri," kata Nining.

Menurut keterangan keluarga, Mayang dan Volke menikah di Denmark pada 1 Agustus 2013 lalu. Keduanya kemudian tinggal di Australia untuk mengembangkan bisnis penjualan dan perawatan anjing.

Bagi keluarga, Mayang adalah tulang punggung keluarga. Dalam sebulan, Mayang kerap mengirim uang antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta untuk membiayai sekolah kedua adiknya serta pengobatan neneknya yang sudah tua.

"Dia tulang punggung keluarga ini. Saya sangat sedih anak saya meninggal dengan cara yang mengenaskan," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Mayang dimutilasi dan bagian tubuh korban direbus oleh pasangannya yang bekerja sebagai chef di kapal pesiar. Febri adalah laki-laki yang mentransformasi jendernya dan mengubah nama menjadi Mayang Prasetyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com