Penemuan bayi malang tersebut diawali saat seorang warga, sekitar pukul 06.30 WIT, melihat ada seekor anjing sedang menggali-gali sebuah gundukan yang tertindih batu. Gundukan tanah tersebut, selanjutnya digali. Saat penggalian baru sedalam 40 cm, ditemukan bentuk kaki seorang anak.
Penemuan itu kemudian diberitahukan ke warga lainnya, lalu dilaporkan ke Kepolisian Kawasan Sektor Pelabuhan (KSKP), yang berjarak tidak jauh dari lokasi penemuan. Polisi selanjutnya mendatangi lokasi kejadian dan mengangkat bayi malang yang telah terbungkus dengan kain kafan putih.
Kepala Kepolisian Kawasan Sektor Pelabuhan, Iptu, Rikky Atmaja, saat dikonfimasi membenarkan kasus penemuan bayi malang tersebut. “Anggota saya yang piket mendapat laporan warga. Selanjutnya laporan itu ditindaklanjuti kebenarannya. Saat didatangi benar ada bayi jenis kelamin perempuan yang dikubur dengan kedalaman hanya 40 cm,” jelasnya kepada wartawan.
Rikky menjelaskan, berdasarkan hasil olah TKP bersama tim identifikasi Polres Manokwari, diketahui bayi perempuan tersebut memiliki panjang 35 cm dengan ari-ari masih tersambung di pusarnya sepanjang 50 cm.
“Selanjutnya mayat bayi ini kita bawa ke kamar mayat RSUD untuk kepentingan otopsi,” tuturnya.
Menurut, Rikky, dari hasil pengembangan dengan meneliti bercak darah, pihaknya mencurigai seorang perempuan penghuni rumah kos tak jauh dari lokasi penemuan mayat bayi tersebut.
“Waktu itu arah kecurigaan ke salah satu rumah kos. Mungkin karena ketakutan, ia coba ingin pergi dengan membawa tas. Saat tas digeledah ternyata ditemukan ada celana dan celana masih dipenuhi bercak darah,” ungkapnya.
Saat diinterogasi, awalnya wanita tersebut tidak mengakui telah membunuh dan mengubur bayi. Namun ketika di tempat tinggalnya digeledah dan ditemukan banyak bercak darah yang belum dibersihkan, wanita tersebut tak bisa mengelak lagi.
“Berdasarkan keterangan dari pemilik kos, perempuan ini memang hamil dan mengaku telah terjadi pendarahan pada dirinya,” terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.