Meskipun Dinas Kesehatan dan pihak rumah sakit sudah menanggung segala pembiayaannya, namun transportasi dan makan kedua orangtua Fahmi, Tohir dan Khotim, selama tinggal di rumah sakit masih menjadi masalah.
Uang yang digunakan sejak empat hari yang lalu, mengandalkan dari simpati masyarakat.Kepala Bagian Kesra, Sekretariat Daerah Pamekasan, Amirus Saleh mengaku, anggaran kemanusiaan untuk membantu warga seperti Fahmi sudah habis.
Dengan demikian, dia tidak bisa mengeluarkan bantuan kepada keluarganya. “Kalau dana kemanusiaan di bagian kami sudah habis. Mungkin di dinas lain ada,” kata Amirus, Senin (8/9/2014).
Amirus menambahkan, bocah seperti Fahmi, memang layak untuk mendapatkan bantuan. Biasanya, dana bantuan untuk penderita seperti Fahmi berkisar Rp 500.000, langsung dari APBD. Kedua orangtua Fahmi sudah mulai khawatir untuk menanggung pembiayaan hidupnya selama tinggal di RS. Apalagi, anggota keluarga lain yang ditinggal di rumah juga membutuhkan biaya. Sementara perawatan Fahmi di RS masih membutuhkan waktu dua hari lagi.
Namun, dia masih menaruh harapan kepada salah satu warga Pamekasan yang memiliki janji kepadanya, akan menanggung segala pembiayaan selama di RS. Warga tersebut sengaja merahasiakan identitasnya dan tiba waktunya akan memberikannya kepada keluarga Fahmi.
Kondisi Fahmi sendiri sampai ini sudah mulai menunjukkan kemajuan. Hari pertama saat dirawat di RS, batuknya tak henti-henti dialami Fahmi. Bahkan, selama empat malam tidak pernah tidur. Saat ini batuknya sudah mulai reda dan tidurnya sudah mulai nyenyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.