Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Bocah Fahmi yang Dibiarkan Kurus Kering Undang Simpati Warga

Kompas.com - 04/09/2014, 09:42 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Nasib yang dialami Fahmi (10), warga Dusun Bungbaruh, Desa Kertagena Daja, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengundang simpati sejumlah kalangan.

Anak pertama dari pasangan suami-istri, Tohir dan Khotim, ini mengalami kelainan pada perkembangan tubuhnya. Tubuh Fahmi dibiarkan kurus kering karena kedua orangtuanya mengaku tidak punya biaya untuk mengobatinya.

Kepedulian lantas datang dari salah satu warga Pamekasan yang minta namanya tidak disebutkan. Setelah membaca berita di Kompas.com, orang tersebut tergerak hatinya dan menyatakan siap menanggung biaya pengobatan yang dibutuhkan orangtua Fahmi.

"Bawa saja Fahmi ke dokter. Berapa pun biayanya, saya siap menanggungnya, asalkan identitas saya tidak disebutkan," minta orang tersebut kepada Kompas.com, Kamis (4/9/2014).

Selain meminta namanya dirahasiakan, ia meminta agar orangtua Fahmi juga tidak diberi tahu. Saat ditanya mengenai alasannya, ia enggan menjawab. Namun, ia meminta kepastian, kapan Fahmi akan dibawa ke dokter untuk diobati.

Banyak pula warga Pamekasan lainnya yang memiliki kepedulian terhadap nasib Fahmi dan keluarganya. Mereka antara lain H Hamid, warga Desa Kowel, Kecamatan Pamekasan. Hamid juga turut menyumbang untuk pengobatan dan perawatan Fahmi.

Hamid meminta Kompas.com untuk mengantarkan sumbangannya. "Kami sangat prihatin karena Fahmi sampai ditolak di rumah sakit waktu sakit pertama, sembilan tahun yang lalu. Dokter ataupun perawat di rumah sakit kurang memiliki jiwa kemanusiaan sehingga nasib Fahmi seperti saat ini," kata pria berkulit putih ini.

Menurut dia, seharusnya Pemerintah Kabupaten Pamekasan tanggap jika ada warga yang bernasib seperti Fahmi. Membiarkannya kurus kering selama sembilan tahun karena tidak ada biaya pengobatan merupakan bentuk kelalaian dari pemerintah.

Sebelumnya diberitakan, Fahmi pada awalnya mengalami demam tinggi saat masih berusia satu tahun. Tohir, ayah Fahmi, sudah mengobatinya ke mantri desa setempat. Namun, tidak ada perkembangan terhadap kesembuhan anaknya.

Fahmi kemudian dibawa berobat ke Puskesmas Kadur. Oleh pihak Puskesmas Kadur, Fahmi diberi rujukan untuk berobat ke rumah sakit dr Slamet Martodirdjo, Pamekasan. Karena persyaratan sebagai pasien Jamkesmas, Fahmi ditolak, dan akhirnya dirawat di rumahnya ala kadarnya. Hingga sembilan tahun, tubuh Fahmi dibiarkan kurus kering tinggal tulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com