Berdasarkan pantauan Kompas.com, dua petugas Innafis Polresta Cimahi mendatangi Rumah Sakit Hasan Sadikin sambil membawa Biomorf, alat khusus untuk mengecek sidik jari seseorang.
"Kita cek sidik jarinya pakai aplikasi Mambis," kata salah satu anggota Innafis Polresta Cimahi yang enggan menyebutkan namanya di bagian forensik RS Hasan Sadikin, Bandung, Senin.
Menurut dia, dengan alat tersebut, identitas seseorang akan akan terdeteksi secara cepat. "Ya, dengan alat ini akan terdeteksi identitasnya, asalkan WNI dan pernah membuat e-KTP, akan muncul nama lengkap dan alamatnya," katanya.
Polisi langsung masuk ke kamar jenazah forensik RS Hasan Sadikin. Proses pengambilan sidik jari tak lebih dari 5 menit. Namun, setelah pengambilan sidik jari, alat tersebut tak memunculkan identitas maupun alamat Mr X itu. "Tidak muncul identitasnya," kata salah seorang anggota Polresta Cimahi itu.
Beberapa wartawan pun sempat mencoba menempelkan sidik jari ke alat pengecek sidik jari itu. Hasilnya menunjukan identitas dan alamat sesuai dengan yang tertera di e-KTP masing-masing.
Menurut polisi, ada dua kemungkinan tentang Mr X itu. Pertama, bisa saja, WNI, namun belum sempat membuat e-KTP. Kedua, kemungkinan juga mayat itu warga negara asing (WNA).
Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat ditemukan terbungkus kantung tidur di tol Purbaleunyi, Padalarang. Mayat itu memiliki ciri-ciri fisik berkulit kuning langsat, etnik Tionghoa, bermata sipit, usia sekitar 35 tahunan, rambut lurus pendek, memakai baju/kemeja putih dan hanya memakai celana pendek putih bergambar binatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.