Dari pantauan Kompas.com, selama razia, pria yang akrab disapa Emil ini menegur lebih dari 10 pemotor yang melewati zebra cross, beberapa sopir taksi dan angkot yang berhenti sembarangan, tukang becak yang melawan arus, pengendara motor yang parkir di trotoar hingga dua anak muda yang kendaraannya tidak pakai pelat nomor.
"Saya sehari-hari naik sepeda supaya bisa melihat bagian budaya tidak disiplin sebagian warga Bandung dalam berlalu lintas. Saya simpulkan, sebagian besar itu bisa menyetir kendaraan tapi tidak bisa berlalu lintas. Saya khawatir SIM-nya nembak," kata Emil di Jalan Sawah Kurung, Kota Bandung, Jumat (22/8/2014).
Emil mengatakan, dari pelanggaran ketertiban lalu lintas yang bervariasi, menunjukkan warga Kota Bandung sudah terbiasa berkendara seenaknya.
"Kombinasi ini menunjukkan selama ini mereka terbiasa melakukan asumsi berkendara sesuka hati. Ini tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi budaya buruk," tutur Emil.
Menurut Emil, perlu ada penyadaran sedari dini dan revolusi mental agar warga Kota Bandung bisa tertib dalam berlalu lintas yang baik.
"Kita butuh perubahan budaya yang komprehensif. Itulah mengapa saya penting jadi pembina upacara di sekolah-sekolah karena itu merupakan salah satu bagian mendidik," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.